Cerita17 tahun Siswi SMA yang Nakal Namaku adalah Andi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh. Berangkatlah aku dan Pak Yonas menuju sebuah hotel didaerah lembang, hatiku semakin tak karuan ketika ternyata Pak Yonas sudah membuking sebuah kamar di hotel itu, dan kami tidak langsung menuju restoran hotel melainkan masuk kesebuah kamar karena katanya mereka janji sekitar jam sembilan dan masih tersisa waktu satu jam."Kau benar-benar sexy malam ini sayang..""Hentikan Pak.. jangan panggil aku sayang.. aku bukan kekasihmu" Pak Yonas hanya tersenyum mendengar saja kami masuk kedalam kamar, tiba-tiba saja Pak Yonas memelukku dari belakang, aku berusaha berontak tapi ia menghimpitku dengan kencang dan tangannya langsung menyergap kedua payudaraku yang membusung."Ayolah sayang aku ingin menikmatinya tanpa pengararuh obat tidur, tidak seperti waktu itu, aku ingin kau melayaniku dengan hasratmu sayang.. aku tahu kaupun menginginkannya"Akhirnya akupun pasrah menuruti keinginannya toh ia sudah mendapatkan tubuhku dan akupun tak sanggup membendung hasratku untuk mengulang kembali kenikmatan lelaki ini seperti waktu itu. Pak Yonas mendorong tubuhku sehingga aku terhimpit ketembok, ia memegang kedua tanganku dan mengacungkan keatas menempel ke dinding sambil mulutnya terus menelusuri leherku. Perlahan tangan kanannya merayap kebawah dan menarik belahan gaunku keatas sehingga kini pantatku tersingkap, nafasku mulai terengah mendapat perlakuan seperti ini. Detik berikutnya kurasakan sebuah benda kenyal dan keras mengusuk-nusuk pantatku yang masih mengenakan celana dalam, dengan cekatan ia menarik kain tipis tersebut dari tempatnya sehingga kini menggantung dilututku, lalu ia kembali menyodokkan penisnya dari arah refleks, naluri kewanitaanku menyorongkan pantatku ke belakang dan agak merenggangkan kedua kakiku sehingga kini penis lelaki itu mulai menggesek bibir vaginaku yang mulai basah. Nikmat sekali rasanya gesekan itu dan aku ingin lebih, aku membungkuk agar ia leluasa memasuki tubuhku, tapi entah kenapa ia menghentikan aksinya dan membalikan tubuhku."Sabar sayang.. Belum saatnya" rupanya ia mempermainkan aku yang kini duduk terengah ditempat Yonas menatap tajam kearah kedua mataku sambil mulai mendekatiku kembali, ia mulai membuka jas yang dikenakannya lalu mulai melepaskan kancing kemeja dan terakhir ia membuka celananya. Kuakui memang ia mempunyai tubuh yang sempurna dengan dada yang bidang dan otot-otot paha yang kokoh, ia hanya mengenakan CD dan mulai menyentuh pipiku."Kau memang cantik sayang.. aku beruntung bisa menikmatimu"Belum sempat aku berkata-kata, mulutku sudah disumpal dengan belahan bibirnya, ia memasukan lidahnya kemulutku dan akupun menerimanya dengan balasan yang lebih menggelora, lama kami berpagutan sambil tangannya terus saja menggerayangi tubuhku. Ia menarik resluiting gaunku dan menyusupkan tangannya dari arah belakang terus menuju pinggangku dan terakhir meremas belahan pantat kenyalku. Mulutnya kini telah berada di dadaku, seakan tak pernah puas ia terus mengulum dan menjilati kedua payudaraku secara bergantian, kini tubuhku terlentang dengan kaki menjuntai menuju tok.. tok.. tiba-tiba saja kami dikejutkan oleh suara ketukan pintu kamar, sesaat kami saling pandang lalu Pak Yonas tersenyum dan bergegas menuju pintu kamar."Ah.. dia sudah datang.." dengan hanya memakai CD ia berjalan menuju pintu meninggalkanku dalam keadaan setengah bugil dengan bagian atas terbuka dan gaun bawah tersingkap dengan celana dalam menggantung dilututku. Aku tersentak kaget ketika ternyata orang yang mengetuk pintu itu menyeruak masuk kedalam kamar, dengan reflex aku masuk kebalik selimut untuk menyembunyikan tubuhku yang setengah telanjang."Wahh.. wah.. rupanya Pak Yonas sudah memulai tanpa saya.." dari balik selimut kudengar suara yang pernah kudengar sebelumnya di telingaku."Belum Pak.. saya hanya pemanasan dulu, sambil menunggu kedatangan Bapak..""Kalau begitu saya juga udah nggak sabar nih.. Pak""Silakan Pak.. untuk sementara saya jadi penonton.." hatiku berdegup kencang mendengar percakapan mereka, bagaimana kalau mereka meniduriku secara bergantian?, kudengar dari balik selimut lelaki yang baru datang ini mulai melepaskan pakaiannya dan selanjutnya ia menarik selimut yang menutupi tubuhku."Lhoo.. kenapa sembunyi sayang.. ayo dong aku sudah nggak sabar.."Mataku terbelalak kaget ketika selimut yang menutupi tubuhku mulai bergeser meninggalkan tubuhku, aku berusaha mempertahankan diri."Ohh.. Kau.." ternyata yang berdiri didepanku adalah Pak Wirya lelaki yang pernah makan malam bersama suamiku, lelaki yang sangat menjijikan kelakuannya bagiku dan kini lelaki itu berdiri di hadapannku hanya mengenakan celana dalam dan siap menerkam tubuhku yang setengah telanjang."Jangan Pak.. hentikan.." aku berusaha menjauh."Ayolah sayang jangan takut.. aku memang tak setampan Pak Yonas, tapi aku tidak akan menyakitimu..""Bajingan kau.. pergi.. aku nggak sudi..""Sudahlah sayang.. nikmati saja.." kudengar Pak Yonas berkata sambil menuju sempat aku berkata lagi Pak Wirya bergerak menangkap tanganku dan menarik menuju ke badannya sehingga aku tersungkur dalam pelukannya."Hentikaan.. Apph.." mulutku tersumbat oleh bibir Pak Wirya yang di tumbuhi bulu-bulu kumis yang tebal, ia berusaha memasukan lidahnya berusaha berontak dan menendang tapi gerakanku tertahan oleh sepasang tangan Pak Yonas yang memegang kedua kakiku dari arah belakang. Oh Tuhan.. mereka berdua memperlakukannku seperi binatang, selanjutnya tangan Pak Yonas menarik gaunku yang telah merosot di tubuhku sehingga kini aku benar-benar telanjang."Silahkan Pak.., Bu Alya udah siap.. saya ingin jadi penonton dulu.."Pak Yonas kembali menjauh dan duduk di sofa sambil terus menyaksikan adegan dimana Pak Wirya mempermainkan kasar Pak Wirya menjamah seluruh tubuhku, mulai dari kaki sampai ujung kepala, ia meraba, menjilat dan menggigit puting susuku. Pak Wirya seperti anak kecil yang mendapat mainan baru memperlakukan tubuhku."Ohh.. Sayang.. indah sekali.. toketmu..""Ahk.." jari tangan Pak Wirya bermain diselangkanganku mengobok-obok tempat suci yang selama ini menyibakkan rambut hitam yang tumbuh rapi disana dan menyelipkan jari tangannya diantara bibir vaginaku. tubuhku mengejang, ia menusuk-nusukan jarinya dengan kasar dan mengorek-orek isi vaginaku. lalu ia memutar tubuhnya menjadi posisi 69. Pak Wirya menyapukan lidahnya di vaginaku terus menuju lubang anusku."Ooohh.." aku mengerang, kekasarannya justru menimbulkan sensasi baru dalam tubuhku, nikmat rasanya dan kurasakan tubuhku mengejang.. aku orgasme dengan sentuhan lidah Pak Wirya, tapi mulut Pak Wirya tak beranjak dari selangkanganku ia melumat setiap cairan yang aku keluarkan dari dalam liang lemas untuk beberapa saat, tapi hal itu tidak berlangsung lama, Pak Wiraya membuka celana dalamnya tersembullah benda berurat yang menegang dengan ukuran sangat berbeda dari ukuran umum, benda itu begitu besar dan panjang. Aku bergidik membayangkan penis sebesar itu menyodok vaginaku dan menembus rahimku."Ayo sayang.. mainkan.."Pak Wirya mengarahkan penisnya ke mulutku, aku tak dapat menghindar, akhirnya penis itu masuk kedalam mulutku walau hanya setengahnya saja. Sesak rasanya nafarsku disumpal penis sebesar itu. Rupanya Pak Wirya sudah tak sabar lagi dengan keadaanku seperti itu, ia mulai bergerak memposisikan tubuhnya di atas tubuhku. Pak Wirya berjongkok di bawah pantatku sambil kedua tangannya memegang kedua kakiku dan membukanya lebar-lebar, lalu ia mulai menggeser pantatnya mendekati selangkanganku dan mengarahkan senjatanya munuju liang vaginaku yang terbuka lebar. Dengan kasar ia menggesek-gesekan kepala penis yang besar itu ke bibir vaginaku yang sudah licin dan berusaha menyelipkannya ke vaginaku."Akkh.. pelan.. pelan.. Pak.. sakit.. Awww.." mataku mendelik, tubuhku mengejang dan kepalaku mendongak saat Pak Wirya mendorong pantatnya ke arah vaginaku."He.. he.. he.. gimana sayang.. nikmat kan..?"Kurang ajar.. bajingan ini malah tertawa melihat diriku yang berkelojotan menahan senjatanya. Penis besar itu bergerak menerobos vaginaku, sakit sekali rasanya walaupun aku bukan pertama kali bersetubuh tapi ini benar-benar besar. Tanganku berusaha menahan sodokan pinggang Pak Wirya, tapi ia lalu memegang kedua tanganku dan dan menghimpitnya keatas kepalaku sambil tubuhnya bergerak menindih tubuhku. Akhirnya amblaslah setengah penis Pak Wirya diliang vaginaku, ia berusaha terus menekan untuk memasukan seluruh batang kenyal itu, tapi kapasitas liang vaginaku memang tak mungkin menampung penis sepanjang beberapa saat lamanya aku merasakan sakit yang luar biasa di selangkanganku, robek rasanya bibir vaginaku tetapi selanjutnya kurasakan kenikmatan yang mulai menyerang tubuhku. Perlahan Pak Wirya mulai mmemaju mundurkan pantatnya, kenikmatan demi kenikmatan kurasakan dengan perasaan selangkangan yang selalu penuh. Melihat keadaan Pak Wirya dan aku yang seperti itu rupanya membuat gelora Pak Yonas bangkit lagi karena dengan mata terpejam menikmati permainan Pak Wirya Kurasakan sesuatu menyeruak memasuki mulutku, ternyata Pak Yonas berdiri di dekat kepalaku sambil mengarahkan penisnya ke mulutku. Akhirnya aku melayani mereka berdua dengan gairahku yang meledak-ledak itu aku benar-benar menjadi mainan mereka berdua, seakan tak pernah lelah mereka bergantian memasukan memasukkan senjatanya ke lubang bibirku baik yang atas maupun yang bawah. Akupun akhirnya melayani mereka dengan sangat menggebu menumpahkan segalanya dan mengejar orgasme demi orgasme. Mungkin karena bekas Penis Pak Wirya yang terlalu besar sehingga Pak Yonas kurang menikmati cengkeraman vaginaku sehingga dengan dibantu Pak Wirya yang memegang dan menghimpit tubuhku diatas tubuhnya, Pak Yonas memasukan penisnya ke lubang anusku juga. Seperti adegan dalam film BF saja Pak Wirya menggenjot vaginaku dan Pak Yonas menerobos anusku dari bawah. Berbagai macam gaya mereka praktekkan kepadaku malam itu, semburan demi semburan membanjiri liang vaginaku. Kadang Pak Wirya melepaskan spermanya di vaginaku lalu sesaat kemudian Pak Yonas menambahnya dengan semburan hangat menjelang pagi, baru mereka tertidur setelah mereka membuat aku mencapai orgasme yang ke lima kali. Sambil terus memeluk tubuhku, kedua lelaki ini tergeletak tak berdaya. Jam sepuluh pagi Pak Wirya bangun terlebih dahulu dan setelah mandi ia meninggalkan aku dan Pak Yonas yang masih tergeletak di tempat tidur. Akhirnya Pak Yonas membopong tubuhku untuk mandi dan berendam bersama di bath tube kamar tidur dan kamipun makan siang dengan room service. Kupikir segalanya akan berakhir di sini, ternyata Pak Yonas masing mengajakku melakukan perbuatan itu lagi sampai malam selanjutnya. Kali ini kami berdua menumpahkan segalanya, keesokan harinya dengan tubuh yang sangat lunglai aku pulang diantar taksi meninggalkan Pak Yonas yang masih tidur telanjang di tempat tidur. Aku tidak mau suamiku Mas Rohan pulang dan mendapati aku tidak ada di kemudian kudapati diriku mulai mual-mual dan terlambat datang bulan, dan setelah kuperiksakan ke dokter ternyata aku positif hamil tiga minggu. Mas Rohan gembira sekali walaupun kaget karena selama ini kami melakukan safe sex selama melakukan hubungan badan. Aku benar-benar merasa bersalah kepada suamiku karena aku tahu pasti janin ini bukan benih Mas Rohan, entah Pak Yonas atau Pak Wirya yang berhasil menghamiliku dan sampai saat ini aku menjaga rahasia besar kami merayakan selamatan tujuh bulan kehamilanku, aku mendapat bingkisan yang ternyata berisi master dari video adegan ranjangku dengan Pak Yonas. Semenjak itu aku tidak pernah melihat Pak Yonas lagi karena ia keluar dari perusahaan dan ikut Pak Wirya mengurus perusahaannya di kota lain. Akhirnya dari Pak Yonas, aku tahu bahwa sebenarnya ia menjual diriku ke Pak Wirya dengan imbalannya ia menjadi pimpinan di anak perusahaan Pak Wirya yang Perlahanmulut Mas Rohan turun menjalar mendekati perutku dan terus melewatinya dan akhirnya.., sentuhan lidah yang basah kembali kurasakan menyapu organ tubuhku yang paling sensitif, mulutku mulai meracau entah kemana dan kujepit erat kepala Mas Rohan dengan kedua paha putihku.
Apabila memandang laut yang membiru aku teringat akan perjalanan hidup air laut pasang dan surut silih berganti penuh dengan warna-warna suka dan duka. Sambil menarik nafas yang panjang dan memeluk erat tubuh aku melemparkan pandangan ke arah desiran ombak yang menghempas kali sang ombak menghempas pantai akan kelihatan buih-buih memutih yang berapungan membasahi gigian. Sekejap timbul apabila ditolak ombak dan sekejap hilang apabila ditarik ombak. Bayu laut yang berhembus nyaman dan perlahan terasa segar dan dingin menyapu seluruh aku asyik mengelamun jauh sambil menghirup udara pantai yang segar tiba-tiba aku teringat akan kata-kata yang menyebut bahawa hari ini hidup kita penuh dengan hilai tawa dan keriangan. Tapi esok belum pasti lagi kerana kehidupan kita mungkin akan bertukar menjadi kesedihan dan tidak pasti dari mana datangnya kata-kata itu. Namun itulah hakikat dan kenyataan yang harus dihadapi dalam hidup ini. Hari-hari yang kita lalui tak semestinya penuh dengan keindahan. Ada juga hari yang terpaksa kita lalui dengan kemudian lalu mendongakkan kepala memandang ke langit. Matahari yang meninggi kelihatan bersinar dengan begitu indah sekali. Butiran pasir yang halus dan putih seakan-akan berkilauan bagaikan mutiara di dasar lautan apabila disinari cahaya matahari yang aku memandang semula ke arah ombak yang tak putus-putus menghempas pantai. Dalam melayari kehidupan perlu kuat dan tabah. Jangan sesekali menjadi lemah atau mudah mengalah menghadapi dugaan yang yang berkata bahawa bukan hidup namanya kalau tidak berdepan dengan cabaran. Tidak kurang juga yang berkata bahawa tidak sempurna hidup ini kalau tidak menghadapi ujian. Kerana semua itu sudah menjadi asam garam dalam kehidupan seakan-akan melekat ke arah desiran ombak yang menghempas pantai. Angin laut yang tadinya bertiup dengan perlahan dan nyaman tiba-tiba bertukar menjadi kencang. Pohon-pohon menghijau yang tumbuh di tepi pantai kelihatan seperti menari-nari mengikut rentak angin yang bertiup. Sekejap beralih ke kanan dan sekejap beralih pula ke semua kemanisan umpama madu yang dapat kita telan dalam hidup ini. Adawaktunya kita terpaksa menelan kepahitan yang bagaikan hempedu. Tak semestinya hari-hari yang kita lalui disinari dengan cahaya. Adaketikanya kita terpaksa melaluinya tanpa cahaya dan lalu menarik nafas yang panjang. Sinaran matahari yang terang-benderang di kaki langit menyinari seluruh kawasan pantai yang indah dan bersih. Suara ombak yang melanda pantai jelas kedengaran bergema membelah suasana yang penuh dengan ketenangan dan mengapa dengan tiba-tiba sahaja aku teringatkan kata-kata bahawa dalam hidup ini ramai orang yang bergembira yang akan berada di sekeliling kita pada setiap waktu dan ketika. Namun tidak seorang pun yang akan berada di sekeliling kita di kala menjadi lumrah dalam kehidupan manusia. Hanya mahu bergembira sahaja dan tidak ingin sesekali merasa duka. Aku kemudian lalu mengalihkan pandangan ke arah pohon-pohon yang kelihatan seperti mengangguk-angguk apabila ditiup angin. Seolah-olah bersetuju dan mengakui akan kebenaran kata-kata juga aku akan kata-kata yang menyebut bahawa hidup ini adalah satu perjuangan. Selagi masih hidup dan bernafas selagi itulah kita akan terus berjuang. Dalam perjuangan adakalanya kita menang dan adaketikanya kita tewas. Itulah adat dalam kurang juga yang mengatakan bahawa hidup ini tak ubah seperti satu perhentian. Berjalan dari satu destinasi ke satu destinasi untuk mencari perhentian. Adawaktunya kita sampai ke perhentian yang dituju. Namun adaketikanya kita jatuh tersungkur dalam perjalanan menuju ke yang menghijau kelihatan seperti terbuai-buai apabila disapu angin yang datang daripada arah laut. Daun-daun yang berwarna keperangan dan kekeringan yang berguguran ditiup angin kelihatan bertaburan memenuhi permukaan pasir pantai yang halus dan aku teringatkan masa silam yang dilalui yang penuh dengan warna-warna keindahan. Hatiku meronta-ronta untuk kembali semula ke masa yang penuh dengan kegembiraan itu. Tapi apakan daya ia akan terus berlalu pergi dan tidak akan lagi mengetuk pintu juga dengan perjalanan usia yang kita lalui sebagai manusia di dunia yang fana ini. Dari sehari ke sehari usia kita semakin meningkat dan bukannya mengundur semula ke belakang. Rambut yang dahulunya hitam lalu bertukar menjadi uban yang memutih. Itulah tandanya kita telah memasuki usia segar dan dingin angin laut yang bertiup jelas terasa menyapu seluruh tubuhku. Aku terus memandang laut membiru yang luas terbentang. Dalam fikiranku asyik memikirkan tentang pentingnya masa dalam kehidupan ini. Sesungguhnya masa itu adalah ibarat emas yang begitu amat bernilai dan berharga sekali. Oleh itu ia perlu direbut dan bukannya kerugian kerana tidak memanfaatkan sepenuhnya masa yang telah tiba-tiba aku teringatkan kata-kata yang menyebutkan bahawa janganlah terlalu mendabik dada apabila sudah berjaya mencipta kejayaan. Sebaliknya jadilah seperti padi yang semakin tunduk apabila semakin hidup ini adakalanya kita diuji dalam membuat sesuatu keputusan itu. Sehingga kita menjadi dilema dan serba salah untuk mendapatkan keputusan yang terbaik. Namun aku teringatkan kata-kata yang menyebutkan bahawa dalam membuat sesuatu keputusan itu fikirkanlah dengan sepenuh pertimbangan serta bijaksana dan bukannya secara terburu-buru sehingga merugikan diri berdiri memeluk tubuh aku memerhatikan ombak yang tak henti-henti melanda pantai. Cuaca cerah dan terang-benderang masih lagi menyinari seluruh kawasan pantai. Aku pernah mendengar ungkapan yang menyatakan bahawa janganlah hendaknya sesekali kita lupa pada asal apabila kita sudah berjaya meletakkan diri di puncak kejayaan kita malu mengaku dari mana kita datang. Oleh itu janganlah kita lupa pada kampung halaman yang menjadi tempat kita dilahirkan dan merasa bersyukur dengan segala yang telah kita miliki dalam hidup ini. Janganlah sesekali kita mengeluh mahupun merintih dengan kekurangan yang kita hadapi dalam melalui kehidupan ini. Kerana semua itu adalah ketentuan daripada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemudian lalu mengalihkan pandangan ke seluruh kawasan pantai yang cantik dan bersih. Suara sang ombak yang tak putus-putus melanda pantai terus kedengaran membelah suasana. Lalu aku melafazkan rasa kesyukuran yang tak terhingga ke hadrat Allah SWT kerana dapat menikmati keindahan aku akan kata-kata yang menyebutkan bahawa kita tidak pernah memikirkan akan apakah tujuan dan matlamat sebenarnya perjalanan hidup kita ini. Aku tidak pasti daripada mana datangnya kata-kata yang mempunyai maksud yang begitu amat mendalam sekali. Umpama lautan biru yang terbentang luas apabila adalah kita jangan terlalu asyik untuk memburu keseronokan dan kegembiraan dalam hidup ini. Sebaliknya sebagai hamba maka jalankanlah tanggungjawab kita untuk beriman dan bertakwa terhadap Allah SWT untuk mendapat kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia mahupun itu benar-benar menjadikan aku tertanya-tanya dalam diri. Apakah aku telah sempurna dalam kehidupan seorang yang bernama manusia? Atau aku lebih banyak menghabiskan masa dan lalai dengan kemewahan serta kelazatan hidup di dunia. Ya, Allah! Jadikanlah aku insan yang sentiasa taat dan patuh pada perintah-MU dengan berbuat segala kebaikan dan menjauhkan daripada melakukan kemungkaran serta kemaksiatan. Demikian doa di hati kecilku aku teringatkan kata-kata bahawa cawan mana yang tak pecah. Pinggan mana yang tak retak. Lidah mana yang tak tergigit. Gading mana yang tak retak. Bumi mana yang tak ditimpa hujan. Sesungguhnya aku adalah seorang manusia yang lemah. Tidak dapat lari daripada melakukan salah dan silap. Baik yang kecil mahupun yang besar. Sama ada disedari ataupun Tuhan Yang Esa aku memunajatkan doa. Agar diberikan keampunan ke atas segala dosa-dosa yang telah aku lakukan. Sebagai insan yang serba kekurangan diri kuakui bahawa tidak dapat mengelak dan lari daripada melakukan sebarang kesilapan mahupun kekhilafan. Sesungguhnya aku amat takut dengan azab seksa-MU yang pedih dan amat menyakitkan atas kesalahan dan kesilapan yang telah aku lakukan itu. Jadikanlah aku insan yang sentiasa mendapat rahmat dan perlindungan-MU sentiasa. Doa di hati desiran ombak terus kedengaran menghempas pantai. Aku menarik nafas dengan sedalam-dalamnya. Rasa dingin dan nyaman angin yang datang daripada arah laut jelas terasa mengusapi seluruh tubuhku. Inilah yang dinamakan sebagai warna-warna dalam kehidupan! Demikianlah bisikku dalam hati warna termasuk corak yang menghiasi perjalanan dalam hidup ini. Ada warna dan corak yang begitu indah dan cantik apabila dipandang mata. Tidak kurang juga warna dan corak yang amat pedih dan perit menghiasi lukisan perjalanan hidup ini. Namun itulah hakikat dan kenyataan yang harus aku hadapi sebagai seorang yang bernama manusia. Dalam meneruskan perjalanan hidup ini selagi mata masih lagi terbuka dan nafas masih lagi belum terhenti. Aku kemudiannya lalu mengatur langkah meninggalkan pantai dan membiarkan sang ombak terus menghempas gigian Ini Adalah Satu PerjuanganCerpen “Bukanlah Bererti Hidup Ini Telah Berakhir”Mencari Keberkatan HidupPesan Buat Anak-AnakkuCerpen “Meniti Dugaan”
CeritaSex Dewasa - Kado Spesial dari Rini. Cerita Sex Dewasa - Hujan turun deras sekali penglihatan sedikit kabur karena kaca mobil tertutup embun yang menempel dikaca depan. AC kunyalakan walaupun udara terasa dingin menusuk tulang. Saat itu sudah jam 7.30 pagi, jadi sudah tak mungkin lagi menunda untuk berangkat kekantor apalagi jam 8.00 ada janji meeting dengan client.

Tubuhku terasa penuh seakan benda itu menancap tepat di rahimku, hilanglah sudah pertahanan terakhir kesucian rumah tanggaku. Tanganku mencengkram erat tubuh Pak Yonas dan menancapkan kuku-kukuku di pundaknya, perlahan tetes air mata mengalir disudut mataku yang terpejam. Lalu Pak Yonas mulai menggerakan pantatnya dan mulai mengobok-obok isi liang vaginaku."Ohh.. Alya.. nikmat sekali.. Kau.. kau.. begitu rapat.." Pak Yonas terus mengocok vaginaku maju dan mundur dan akupun semakin menikmatinya, hilang rasanya rasa pedih dihatiku terobati dengan kenikmatan yang tiada taranya. Mulutku mulai meracau mengeluarkan desahan dan ocehan."Akhh.. Pak.. Aduuh.. ohh.." lama Pak Yonas memacu birahinya dan akupun mengimbanginya dengan menggelora, sampai akhirnya kembali aku mengejang dan sambil memeluk erat tubuh Pak Yonas aku kembali menyemprotkan cairan yang meledak dalam rahimku, aku orgasme untuk yang kedua dari Pak Yonas. Untuk beberapa saat Pak Yonas menghentikan gerakannya dan memeluk erat tubuhku sambil melumat bibirku. Aku benar-benar menikmati orgasme yang kedua ini, mataku terpejam sambil kulingkarkan kedua kakiku ke pinggang Pak berapa lama kemudian Pak Yonas mencabut penisnya yang masih mengacung kokoh dari dalam rahimku."Oh.." ada sesuatu yang hilang rasanya dari ia bergerak menyamping dan membalikan tubuhku, kali ini aku pasrah dan lemah tak berdaya hanya menurut saja. Kembali ia menaiki tubuhku, kali ini dari belakang dan mulai menusuk-nusukan penisnya ke pantatku. Akupun menyambut sodokan benda tumpul itu dengan sedikit membuka kakiku dan mengangkat pantat kenyalku, cairan yang keluar dari rahimku mempermudah masuknya senjata Pak Yonas melalui jalan belakang dan kembali menancap di vaginaku. ia bergerak sambil kedua tangannya meremas payudaraku dari belakang dan menggenjotkan pantatnya menghantam liang vaginakuGesekan demi gesekan kurasakan semakin nikmat menyentuh kulit halus liang vaginaku, tanganku mencengkram erat seprei tempat tidurku yang acak-acakan."Ohh.. Alya.. sayang.. bawa aku ke puncak.. Ohh.."Pak Yonas benar-benar hebat, ia bisa bertahan lama menggauliku dengan berbagai posisi, sedangkan akupun semakin gila saja meladeni nafsu setan Pak Yonas. Untuk ketiga kalinya aku mencapai klimaks sedangkan Pak Yonas mesih saja berpacu diatas tubuhku. Sekarang pasisi tubuhku duduk dipangkuan laki-laki ini sambil mendekap dengan kepala mendongak kebelakang, leluasa ia mencumbu leherku yang mulai sudah basah dengan keringat yang keluar dari seluruh pori-pori tubuhku. Seakan tak pernah puas terus saja ia mengulum dan menjilati kedua payudaraku, kurasakan penis Pak Yonas menghujam telak keliang senggamaku yang mendudukinya. Kocokan demi kocokan yang semakin gaencar kurasakan menggesek kulir vaginaku sebelah dalam, erangan dan cengkraman menghiasi gerakannya. Kali ini aku benar-benar melepaskan seluruh hasratku yang selama ini terpendam, aku tak mempedulikan lagi siapa laki-laki yang menyetubuhiku, yang jelas aku ingin posisi duduk itu berlangsung sampai akhirnya tubuh Pak Yonas semakin gencar menyodok vaginaku, gerakannya semakin cepat. Pak Yonas menghempaskan tubuhku kembali terlentang ditempat tidur, tubuhnya mengejang dan memeluk rapat tubuhku sampai aku hampir tak bisa bernafas. Lalu kurasakan semburan hangat dengan kencang membentur dinding rahimku."Akhh.." Pak Yonas mengerang panjang sambil menekan pantatnya kebawah dengan keras, kucengkram dan kembali kulingkarkan kakiku kepinggangnya dan akupun melepaskan sisa orgasme yang masih tersisa ditubuhku. Untuk orgasme yang terakhir ini kami berlangsung hampir bersamaan, akhirnya dengan terkulai lemah tubuh Pak Yonas roboh menindih tubuhku yang lemas pula. Lama kami terdiam merasakan sisa kenikmatan itu dan akhirnya Pak Yonas mulai beringsut menjauh dari tubuhku."Terima kasih Alya sayang.." setengah sadar dan tidak kudengar Pak Yonas membisikan kata-kata itu sambil mengecup keningku. Lalu ia berdiri mengambil sesuatu dari meja riasku dan berdiri mematung di samping tempat tidur. Aku tidak tahu kapan ia pergi karena setelah itu aku tertidur karena lelah dan kantuk yang menyerangku tanpa mempedulikan keadaan kamar tidurku yang lima sore aku baru terbangun dari tidurku, tubuhku serasa hancur dan capek bukan kepalang, aku tersentak kaget begitu kulihat jam di dinding kamarku menunjukan pukul lima sore. Oh.. sebentar lagi suamiku Mas Rohan pulang bagaimana kalau ia mendapati keadaan diriku yang seperti ini dengan sisa sperma yang mulai lengket membanjir di selangkanganku. kulihat banyak sekali cairan sperma Pak Yonas keluar meleleh dari dalam vaginaku bercampur dengan cairan rahimku dan membasahi seprei tempet tidur. Setengah merangkak aku menuju kamar mandi membersihkan tubuhku dari bekas keringat dan dosa, guyuran air hangat membuat tubuhku sedikit lebih segar walaupun rasa capek itu masih tersa ditubuhku. Kulihat vaginaku memerah dan bekas cupangan nampak di payudaraku, lama aku berada di kamar mandi menunggu cairan sperma Pak Yonas keluar semua meninggalkan liang rahimku. selesai mandi cepat-cepat kubereskan tempat tidurku dang mengganti seprei serta sarung bantil guling dengan yang masih baru, aku tak ingin Mas Rohan masih termenung memikirkan kejadian siang tadi, aku mengutuk diriku sendiri dan sangat menyesal dengan hal itu. Bajingan benar Pak Yonas itu, ia telah menodai kesucian rumah tanggaku yang selama ini kujaga dengan baik. Yang lebih kusesalkan lagi akupun menikmati permainannya yang sangat nikmat. Belum pernah aku merasakan senggama sepanjang itu dengan Mas Rohan, aku bisa mencapai klimax sampai empat kali, kuakui hebat sekali permainan Pak Yonas. Jam delapan malam suamiku baru sampai dirumah."Maaf ya Sayang, aku nggak sempat pulang makan siang, soalnya ada klien dari Jepang yang mengajakku makan siang""Nggak apa-apa kok Mas.." hanya itu yang keluar dari kejadian itu telah berlalu dan akupun menutup rapat mulutku dari siapapun walaupun itu teman baikku, aku tak ingin rumah tanggaku hancur dengan perceraian gara-gara kejadian itu. Dan selama itu pula aku aku mengabdi benar-benar kepada Mas Rohan suamiku, aku ingin membalas kelakuanku itu dengan menjadi istri yang baik dan mengabdi pada suami, tapi tetap saja perasaan bersalah itu terus menghantuiku. Kadang suamiku heran dengan perubahanku yang terkadang memanjakan dirinya, selama itu pula aku selalu berada dirumah, aku takut bertemu dengan bajingan itu ketika suamiku menjamu klien yang lumayan besar disebuah restoran, kami datang dengan pasangan masing-masing dan inilah kali pertama aku bertemu dengan Pak Yonas yang ikut pada jamuan makan tersebut. Ia datang bersama teman wanitanya yang lumayan cantik, katanya ia telah resmi bertunangan dengan wanita itu. Agak grogi aku ketika bertatapan dengan matanya."Selamat malam Bu Alya apa kabar?, kenalkan ini Widya tunangan saya!".Aku diam dan bersalaman dengan tunangannya, aku heran ternyata sikapnya masih sopan dan ramah padaku seakan tidak pernah terjadi sesuatu diantara kami. Klien suamiku kali ini seorang pria yang sudah berumur dengan tubuh yang agak tambun, ia didampingi teman wanitanya yang cantik dan agak nakal, aku tahu dari sikapnya ia hanya seorang perempuan panggilan yang sengaja menemaninya. Pak Wirya nama lelaki itu, yang tidak kulupakan ia mempunyai tatapan yang nakal ketika melihatku seakan menelanjangi seluruh tubuhku dan menghempaskannya ketempat tidur. Dari gaya bicaranya pun ia terdengar agak kurang ajar dan membuatku sangat muak mendengarkannya. Tidak ada kejadian apa-apa malam itu, aku pulang dengan suamiku dan perpisah dengan pasangan Pak Wirya dan Pak menjadi kegiatan rutin Mas Rohan suamiku untuk memberikan laporan bulanan kekantor pusat di Jakarta dan hal ini kadang membuat Mas Rohan harus menginap dijakarta. Biasanya ia pulang kerumah orangtuanya dan menginap disana, dan aku terpaksa sering ditinggal sendiri di Bandung. Seperti kali ini suamiku mesti kembali ke Jakarta dan menginap disana selama tiga hari, karena katanya akan ada meeting dengan dewan komisaris hari berikutnya. Seperti biasa sore itu baru saja aku kembali dari toko swalayan untuk membeli kebutuhan dapur, ketika sampai didepan pintu rumah kudapati sebuah bungkusan kado tergeletak disana. Dengan rasa penasaran kubuka bungkusan itu dan ternyata isinya adalah sebuah VCD kaset yang bertuliskan namaku di covernya, kuperhatikan sekeliling rumahku untuk mencari orang yang meletakan VCD tersebut tapi tidak kutemukan. Bergegas aku masuk dan kunyalakan VCD player di ruang tengah tempat kami biasa menonton TV. Mataku terbelalak kaget dan tubuhku menggigil ketika menyaksikan adegan dilayar TV, seorang wanita dan seorang lelaki tengah bergumul diatas tempat tidur yang tak asing lagi bagiku. Ya.. itu adalah adegan aku dan Pak Yonas waktu itu dengan sangat jelas tergambar adegan demi lemas dan kepalaku menjadi pusing, belum aku menyadari apa yang terjadi terdengar suara telepon berdering, perlahan kudekati dan kuangkat.."Gimana Sayang..? baguskan VCDnya?" kudengar suara yang tak asing lagi di gagang telepon."Pak.. Pak Yonas.. kurang ajar.. bajingan kamu.., belum puas kamu memperkosaku..""Ah sayang, bukankah kau juga menikmatinya, sengaja VCD itu kukirim buat kenang-kenangan""Biadab aku sudah.. membuangnya..""Nggak apa-apa aku masih punya copynya kok, kalau kamu mau aku bisa mengirimkannya lagi""Bajingan..! serahkan copynya padaku, aku nggak mau benda itu dilihat orang lain""Bisa saja Sayang, asal kau mau memenuhi permintaanku..""Kau mau apa lagi dariku..""Aku cuma ingin kau menemaniku makan malam, aku ada teman yang mengajakku makan malam dan harus membawa teman wanita""Gila bagaimana kalau suamiku tahu..?""Tenang saja dia kan lagi diluar kota.. pokoknya aku jemput nanti jam setengah enam" tanpa mempedulikan jawabanku ia menutup bingung kepalaku tambah pusing gimana kalau suamiku mengetahui hal ini, buru-buru kuambil VCD itu dan kubakar sampai tak bersisa. Malam itu seperti janjinya Pak Yonas datang kerumah untuk menjemputku, tapi aku menolak aku tak mau terjebak untuk yang kedua kali oleh laki-laki ini. Tapi kemudian ia mengancam akan menyebarkan VCD itu ke internet dan menyerahkannya ke suamiku, aku seperti makan buah simalakama. Akhirnya aku mau juga ikut dengannya, karena kupikir paling buruk ia meniduriku lagi walaupun ia hanya mengatakan untuk ditemani makan malam dengan temannya. Pak Yonas menyuruhku memakan gaun terseksi yang aku punya dan akupun melakukannya, gaun tanpa lengan warna ungu dengan bawahan yang menjuntai kelantai menutupi kakiku. Aku benar-benar sexy dan anggun malam itu seakan hendak mengikuti acara formal saja, gaun sebatas dada yang terpaksa menonjolkan belahan payudaraku melekat ketat membuat puting susku tergambar dengan jelas karena gaun seperti ini memang dirancang untuk tidak mengenakan . . .

tibatiba aku tersentak melihat pantatnya yang bulat. Vaginanya terjepit diantara kedua belah pahanya. Terlihat wajah kedua suami istri itu cemas dengan apa yang akan kulakukan. Mereka heran bagaimana bisa sang nyonya tidak mengenakan celana dalam lagi. Perlaha kudekatkan wajahku ke belahan pantat dan vagina si nyonya yang terjepit pahanya.
CeritaSeks Tetangga Ngentot Dengan Istri Tetangga Baru Sebelah Rumah - Mobil kulajukan perlahan menuju jalan besar dan kulihat di ujung gang. Lisa sedang menunggu Metro Mini yang akan membawanya ke Kampung Melayu. Kuhampiri dia dan kubuka jendela mobil dan menyapanya. "Berangkat kerja Mbak Lisa?" "eh.. iya mas Ardi," jawabnya agak kaget. Lamaposisi duduk itu berlangsung sampai akhirnya tubuh Pak Yonas semakin gencar menyodok vaginaku, gerakannya semakin cepat. Pak Yonas menghempaskan tubuhku kembali terlentang ditempat tidur, tubuhnya mengejang dan memeluk rapat tubuhku sampai aku hampir tak bisa bernafas. Lalu kurasakan semburan hangat dengan kencang membentur dinding rahimku. Selamabeberapa minggu, kehidupan kami kembali normal, namun tiba tiba pada suatu malam aku merasa begitu bernafsu, walaupun baru saja selesai berhubungan intim dengan suamiku, dan entah dorongan apa yang membuatku hingga berani 'meminta'. "Mas.. Aku.. Ingin..", kalimatku hampir tak selesai. "Hm.. Ingin.. Berangkatlahaku dan Pak Yonas menuju sebuah hotel didaerah lembang, hatiku semakin tak karuan ketika ternyata Pak Yonas sudah membuking sebuah kamar di hotel itu, dan kami tidak langsung menuju restoran hotel melainkan masuk kesebuah kamar karena katanya mereka janji sekitar jam sembilan dan masih tersisa waktu satu jam.
SedarahPergi Berlibur Bersama Keluargaku Cerita Dewasa - Kodil terbangun, duduk dan terkejut dia menyadari berada di ruangan yang agak lapang, pintu warna putih namun tiada jendela. Di tengah ruangan terdapat ranjang, kasur dan bantalnya berwarna putih. Di salah satu dinding ada toilet duduk, bersebelahan dengan wastafel dan tempat mandi.
.
  • rw4u50cady.pages.dev/301
  • rw4u50cady.pages.dev/394
  • rw4u50cady.pages.dev/285
  • rw4u50cady.pages.dev/348
  • rw4u50cady.pages.dev/223
  • rw4u50cady.pages.dev/235
  • rw4u50cady.pages.dev/280
  • rw4u50cady.pages.dev/171
  • cerita dewasa rona kehidupan