BacaanSurat At Taubah Ayat 128 129 Latin. 2 Ayat Terakhir Surat Al Baqarah Latin – Kami. QS 9 : 122 Quran Surat At Taubah Ayat 122 Terjemah Bahasa Indonesia - Al Quran Indonesia. √ Doa Dalam Al Quran Yang Ringkas Latin dan Artinya Lengkap. Rotib Kubro Arab Latin dan Terjemahan BISMILLAHIROHMAANIROHIIM DUA AYAT TERAKHIR DARI AT-TAUBAH LAQOD JA’AKUM ROSULLUM MIN ANFUSIKUM AZIIZUN ALAIHI MAA’ANITTUM HARIISHUN ALAIKUM bil mu’mininaRo’uufur Rohim At-Taubah 128 Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin FA IN TAWALLAU FAQUL HASBIYALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA huwa, ALAIHI Tawakkaltu wa huwa robbul’ ARSYIL AZHIIMAt-Taubah 129 Jika mereka berpaling dari keimanan, maka katakanlah “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki `Arsy yang agung”. “Keistimewaan At-Taubah “. Surat ini diturunkan di Madinah, mengandung 129 ayat. Dinamakan surat “At-Taubah” Taubat karena pada ayat 117, disebutkan perihal kaum yg tlh bertobat dr perbuatan mrk yg salah lalu Allah menerima taubat mereka dan mengampunkannya. Surat ini juga dinamakan surat “Baraa’ah” Pemutusan Tanggung Jawab yg artinya “Pembatalan Perjanjian” sebagaimana yg diterangkan pd bagian awal surat ini. Intisari isinya Menjelaskan peristiharaan dr Allah dan RasulNya, yg ditujukan kpd kaum musyrik Arab dan ditegaskan Bahwa oleh krn mrk tlh melanggar perjanjian dgn Rasulullah saw maka perjanjian itu adalah dibatalkan oleh Allah dan RasulNya dan mrk diberi waktu selama 4 bulan, sesudah itu jika mrk tdk menerima Islam maka mrk akan dihancurkan di mana saja mrk ditemukan. Surat ini juga mengungkapkan rahasia kaum munafik yg pura2 Islam pd zahirnya, sedang mrk tetap kafir pd batinnya. Surat ini pula – dari aslinya – tdk dimulai dgn Bismillaahir rahmaanir rahiim. Penjelasan Syekh As Sayyid Muhammad Haqqi An Nazili di dlm Kitab Khonzinatul. Asror 88-81, dijelaskan keistimewaan dua ayat terakhir dari Surah At Taubah juga dinamakan Ayatul Hisni sebagai berikut – a Barang siapa yg setiap harinya membaca dua ayat yang akhir dari Al-Baraa’ah sebanyak 7x sesudah sholat fardhu maka – Jika dia seorang yg lemah maka akan menjadi kuat. – Jika dia seorang yg hina maka akan menjadi seorang yg mulia. – Jika dia seorang yg kalah maka akan segera mendapat pertolongan. – Jika dia seorang yg berkesempitan maka akan mendapat kelapangan. – Jika dia seorang yg berhutang maka akan segera dapat membayar. – Jika dia seorang yg berada dalam kesusahan maka akan hilang kesusahannya. – Jika dia seorang yg sulit dalam kehidupan maka akan segera mendapat kelapangan kehidupan. b Barang siapa membacanya pada siang harinya atau pd waktu malamnya maka hal itu sebagai suatu pertanda bahwa dia tdk akan mati pd saat itu. Menurut riwayat lain; dia tdk akan dilukai seseorg dgn alat2 yg berasal dr besi. Sebagian ulama’ ush sholihin menyebut tentang keistimewaan dua ayat ini bahwa ada salah seorg yg tlh mengamalkannya ketika dlm kondisi sakitnya yg sdh kritis. Ketika itu dia sdh diperkirakan berumur 71 tahun. Dgn berkah membaca dua ayat tersebut, dia masih dpt menikmati umurnya sampai mencapai usia 120 tahun. Dalam versi yg lain ada mengatakan bahwa siapa mengamalkan ayatul Hisni, ia tdk akan bertemu maut pada hari itu kecuali kalau tlh dtg kitab mubram ia akan lupa membacanya dan tdk akan memberi bekas kpdnya sesuatu baru. Cara mengamalkannya bacakan 7x di masa pagi. Ayat ini juga merupakan CINTA segi tiga antara ALLAH SWT, Rasulullah dan Mu’min. ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN. Suratapakah itu? Satu-satunya surat yang tidak ada permulaan bismillah adalah surat At Taubah atau dikenal juga dengan surat Bara'ah. Surat ini diturunkan di Kota Madinah sehingga tergolong surat
Surat At Taubah mempunyai sejumlah keutamaan bagi pembacanya. ilustrasi JAKARTA – Surat At Taubah merupakan surat kesembilan dalam Alquran. Surah ini tergolong surat Madaniyah yang terdiri atas 129 ayat. At Taubah berarti "pengampunan". Dinamakan demikian karena kata At Taubah berulang kali disebut dalam surat ini. Surat At Taubah juga memiliki banyak keutamaan. Dalam kitab al-Khashaish al-Kafiyah dijelaskan, orang yang mau mengamalkan dua ayat terakhir dalam surat At Taubah setelah sholat fardhu sebanyak tujuh kali, maka akan mendapatkan keutamaan besar. Ayat terakhir yang dimaksud yaitu لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ Artinya "Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan keamanan dan keselamatan bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka Berpaling dari keimanan maka katakanlah “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung." QS At Taubah 128-129. Dalam buku “Rahasia Keutamaan Surat Al-Qur’an”, Muhammad Zaairul Haq menjelaskan, orang yang membaca ayat terakhir tersebut sebanyak tujuh kali setelah sholat fardhu akan mendapatkan lima keutamaan yaitu. Pertama, yaitu Allah ﷻ akan memberikan kekuatan lahir dan batin. Kedua, Allah ﷻ akan memberi kemuliaan di mata masyarakat. Ketiga, Allah ﷻ akan memberikan kelapangan rezeki. Keempat, Allah ﷻ akan memberi kebebasan bagi orang yang di penjara. Namun, surat tersebut harus dibaca setiap bakda sholat fardhu sebanyak 40 kali. Kelima, Allah ﷻ akan memberi jalan keluar bagi orang yang mempunyai utang dan kesulitan membayarnya. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Bacaansurat Al Fajr dalam Bahasa Arab, Latin dan dilengkapi dengan terjemahan (Artinya) memiliki keutamaan bulan Ramadhan. Latin dan Terjemahan. Biasa Dibaca di Akhir Ramadhan. Irwansyah Panjaitan - 4 April 2022, 15:40 WIB Hukum Bacaan Tajwid Surat At Taubah Ayat 122 Per Kata, Dilengkapi Penjelasan dan Cara Membacanya 2 Agustus 2022
- Berikut bacaan surat At Taubah ayat 128 dan 129 yang merupakan dua ayat terakhir surat At Taubah, dilengkapi tulisan latin, terjemahan, dan tafsir. Surat At Taubah adalah surat ke-9 dalam Al Quran yang berarti Pengampunan. Surat At Taubah terdiri dari 129 ayat. Baca juga Bacaan Surat At Taubah Ayat 105 Beserta Terjemahan dan Tafsir Bacaan dan Terjemahan QS At Taubah ayat 128 dan 129, dilansir لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ١٢٨ 128. Laqad jā'akum rasūlum min anfusikum azīzun alaihi mā anittum ḥarīṣun alaikum bil-mu'minīna ra'ūfur raḥīmun. 128. Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, dan bersikap penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin. فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ࣖ ١٢٩ 129. Fa in tawallau faqul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huwa, alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-arsyil-aẓīmi. 129. Jika mereka berpaling dari keimanan, katakanlah Nabi Muhammad, “Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan pemilik Arasy singgasana yang agung.” >> Lanjut membaca QS At Taubah FULL Tafsir Wajiz QS At Taubah Ayat 128 dan 129 QS At Taubah ayat 128 Dikutip dari pada QS At Taubah ayat 127, diakhiri dengan penegasan bahwa hati orang munafik dipalingkan dari kebenaran karena sesungguhnya mereka tidak mau memahami kebenaran walaupun yang membawa kebenaran tersebut adalah Nabi Muhammad yang sangat penyantun dan penyayang sebagaimana disebutkan dalam ayat 128 ini. Demi kebesaran dan keagungan Tuhan, sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul yang mulia dari kaummu sendiri sehingga tidak asing bagi kamu. Sangat berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami baik derita lahir maupun batin, dia sangat menginginkan kebaikan, kabahagiaan dan keselamatan bagimu, yakni bagi kamu semua baik yang muslim maupun yang kafir, dia sangat penyantun dan penyayang. Yakni memberi kebaikan secara melimpah melebihi kebutuhan maupun sesuai kebutuhan terhadap orang-orang yang beriman. QS At Taubah ayat 129 Maka jika mereka berpaling dari keimanan dan menolak mengikuti ajaranmu wahai Nabi Muhammad, maka katakanlah kepada mereka “Cukuplah Allah bagiku, Dia yang akan membela dan melindungiku; tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, yakni berserah diri setelah berusaha sekuat tenagaku, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki, mencipta, dan mengatur Arsy singgasana yang agung.”

DownloadSurah Al Baqarah Downloads are currently disabled, because of server load, we are working on server upgradation, in few days we will enable downloading Surah Rahman with Urdu Translation Subscribe to Blog via Email Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email This has rendered (20 * 27 = 540) + 17 = 557

9. QS. At-Taubah Pengampunan 129 ayat بَرَآءَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖۤ اِلَى الَّذِيۡنَ عَاهَدتُّمۡ مِّنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ Baraaa'atum minal laahi wa Rasuulihiii ilal laziina 'anhattum minal mushrikiin 1. Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya kepada orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka. فَسِيۡحُوۡا فِى الۡاَرۡضِ اَرۡبَعَةَ اَشۡهُرٍ وَّاعۡلَمُوۡۤا اَنَّكُمۡ غَيۡرُ مُعۡجِزِى اللّٰهِ‌ۙ وَاَنَّ اللّٰهَ مُخۡزِى الۡكٰفِرِيۡنَ‏ Fasiihuu fil ardi arba'ata ashhurinw wa'lamuuuannakum ghairu mu'jizil laahi wa annal laaha mukhzil kaafiriin 2. Maka berjalanlah kamu kaum musyrikin di bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir. وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖۤ اِلَى النَّاسِ يَوۡمَ الۡحَجِّ الۡاَكۡبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِىۡۤءٌ مِّنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ ‌ ۙ وَ رَسُوۡلُهٗ‌ ؕ فَاِنۡ تُبۡتُمۡ فَهُوَ خَيۡرٌ لَّـكُمۡ ‌ۚ وَاِنۡ تَوَلَّيۡتُمۡ فَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّكُمۡ غَيۡرُ مُعۡجِزِى اللّٰهِ‌ ؕ وَبَشِّرِ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِعَذَابٍ اَ لِيۡمٍۙ Wa azaanum minal laahi wa Rasuulihiii ilan naasi yawmal Hajjil Akbari annal laaha bariii'um minal mushrikiina wa Rasuuluh; fa-in tubtum fahuwa khairullakum wa in tawallaitum fa'lamuuu annakum ghairu mu'jizil laah; wa bashiril laziina kafaruu biazaabin ale 3. Dan satu maklumat pemberitahuan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Kemudian jika kamu kaum musyrikin bertobat, maka itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih, اِلَّا الَّذِيۡنَ عَاهَدتُّمۡ مِّنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ ثُمَّ لَمۡ يَنۡقُصُوۡكُمۡ شَيۡـًٔـا وَّلَمۡ يُظَاهِرُوۡا عَلَيۡكُمۡ اَحَدًا فَاَتِمُّوۡۤا اِلَيۡهِمۡ عَهۡدَهُمۡ اِلٰى مُدَّتِهِمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُتَّقِيۡنَ Illal laziina 'aahattum minal mushrikiina summa lam yanqusuukum shai'anw-wa lam yuzaahiruu 'alaikum ahadan fa atimmuuu ilaihim 'ahdahum ilaa muddatihim; innal laaha yuhibbul muttaqiin 4. kecuali orang-orang musyrik yang telah mengadakan perjanjian dengan kamu dan mereka sedikit pun tidak mengurangi isi perjanjian dan tidak pula mereka membantu seorang pun yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. فَاِذَا انْسَلَخَ الۡاَشۡهُرُ الۡحُـرُمُ فَاقۡتُلُوا الۡمُشۡرِكِيۡنَ حَيۡثُ وَجَدْتُّمُوۡهُمۡ وَخُذُوۡهُمۡ وَاحۡصُرُوۡهُمۡ وَاقۡعُدُوۡا لَهُمۡ كُلَّ مَرۡصَدٍ‌ ۚ فَاِنۡ تَابُوۡا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَ اٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَخَلُّوۡا سَبِيۡلَهُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ Fa izansalakhal Ashhurul Hurumu faqtulul mushrikiina haisu wajattumuuhum wa khuzuuhum wahsuruuhum qaq'uduu lahum kulla marsad; fa-in taabuu wa aqoomus Salaata wa aatawuz Zakaata fakhalluu sabiilahum; innal laaha Ghafuurur Rahiim 5. Apabila telah habis bulan-bulan haram, maka perangilah orang-orang musyrik di mana saja kamu temui, tangkaplah dan kepunglah mereka, dan awasilah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan melaksanakan shalat serta menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. وَاِنۡ اَحَدٌ مِّنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ اسۡتَجَارَكَ فَاَجِرۡهُ حَتّٰى يَسۡمَعَ كَلَامَ اللّٰهِ ثُمَّ اَبۡلِغۡهُ مَاۡمَنَهٗ‌ ؕ ذٰ لِكَ بِاَنَّهُمۡ قَوۡمٌ لَّا يَعۡلَمُوۡنَ Wa in ahadum minal mushrikiinas tajaaraka fa ajirhu hattaa yasma'a Kalaamal laahi summa ablighhu maa manah; zaalika bi annahum qawmul laa ya'lamuun 6. Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengetahui. كَيۡفَ يَكُوۡنُ لِلۡمُشۡرِكِيۡنَ عَهۡدٌ عِنۡدَ اللّٰهِ وَعِنۡدَ رَسُوۡلِهٖۤ اِلَّا الَّذِيۡنَ عَاهَدتُّمۡ عِنۡدَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ‌ ۚ فَمَا اسۡتَقَامُوۡا لَـكُمۡ فَاسۡتَقِيۡمُوۡا لَهُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُتَّقِيۡنَ Kaifa yakuunu lilmush rikiina 'ahdun 'indallaahi wa 'inda Rasuulihii illal laziina 'aahattum 'indal Masjidil Haraami famas taqoomuu lakum fastaqiimuu lahum; innallaaha yuhibbul muttaqiin 7. Bagaimana mungkin ada perjanjian aman di sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrik, kecuali dengan orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka di dekat Masjidilharam Hudaibiyah, maka selama mereka berlaku jujur terhadapmu, hendaklah kamu berlaku jujur pula terhadap mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. كَيۡفَ وَاِنۡ يَّظۡهَرُوۡا عَلَيۡكُمۡ لَا يَرۡقُبُوۡا فِيۡكُمۡ اِلًّا وَّلَا ذِمَّةً‌ ؕ يُرۡضُوۡنَـكُمۡ بِاَفۡوَاهِهِمۡ وَتَاۡبٰى قُلُوۡبُهُمۡ‌ۚ وَاَكۡثَرُهُمۡ فٰسِقُوۡنَ‌ۚ Kaifa wa iny-yazharuu 'alaikum laa yarqubuu fiikum illanw wa laa zimmah; yurduu nakum biafwaahihim wa taabaa quluubuhum wa aksaruhum faasiquun 8. Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperoleh kemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan denganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik tidak menepati janji. اِشۡتَرَوۡا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ثَمَنًا قَلِيۡلًا فَصَدُّوۡا عَنۡ سَبِيۡلِهٖ‌ ؕ اِنَّهُمۡ سَآءَ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ Ishtaraw bi Aayaatil laahi samanan qaliilan fasadduu 'an sabiilih; innahum saaa'a maa kaanuu ya'maluun 9. Mereka memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah, lalu mereka menghalang-halangi orang dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang mereka kerjakan. لَا يَرۡقُبُوۡنَ فِىۡ مُؤۡمِنٍ اِلًّا وَّلَا ذِمَّةً‌ ؕ وَاُولٰۤٮِٕكَ هُمُ الۡمُعۡتَدُوۡنَ Laa yarqubuuna fii mu'minin illanw wa laa zimmah wa ulaaa 'ika humulmu 'taduun 10. Mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan dengan orang mukmin dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. فَاِنۡ تَابُوۡا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَاِخۡوَانُكُمۡ فِى الدِّيۡنِ‌ؕ وَنُفَصِّلُ الۡاٰيٰتِ لِقَوۡمٍ يَّعۡلَمُوۡنَ‏ Fa in taabuu wa aqoomus Salaata wa aatawuz Zakaata fa ikhwaanukum fid diin; wa nufassilul Aayaati liqawminy ya'lamuun 11. Dan jika mereka bertobat, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, maka berarti mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama. Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. وَاِنۡ نَّكَثُوۡۤا اَيۡمَانَهُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ عَهۡدِهِمۡ وَطَعَنُوۡا فِىۡ دِيۡـنِكُمۡ فَقَاتِلُوۡۤا اَٮِٕمَّةَ الۡـكُفۡرِ‌ۙ اِنَّهُمۡ لَاۤ اَيۡمَانَ لَهُمۡ لَعَلَّهُمۡ يَنۡتَهُوۡنَ Wa in nakasuuu aimaanahum mim ba'di 'ahdihim wa ta'anuu fii diinikum faqootiluuu a'immatal kufri innahum laaa aimaana lahum la'allahum yantahuun 12. Dan jika mereka melanggar sumpah setelah ada perjanjian, dan mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin kafir itu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, mudah-mudahan mereka berhenti. اَلَا تُقَاتِلُوۡنَ قَوۡمًا نَّكَثُوۡۤا اَيۡمَانَهُمۡ وَهَمُّوۡا بِاِخۡرَاجِ الرَّسُوۡلِ وَهُمۡ بَدَءُوۡكُمۡ اَوَّلَ مَرَّةٍ‌ ؕ اَتَخۡشَوۡنَهُمۡ‌ ۚ فَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنۡ تَخۡشَوۡهُ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ Alaa tuqootiluuna qawman nakasuuu aimaanahum wa hammuu bi ikhraajir Rasuuli wa hum bada'uukum awwala marrah; atakhshawnahum; fallaahu ahaqqu an takhshawhu in kuntum mu'miniin 13. Mengapa kamu tidak memerangi orang-orang yang melanggar sumpah janjinya, dan telah merencanakan untuk mengusir Rasul, dan mereka yang pertama kali memerangi kamu? Apakah kamu takut kepada mereka, padahal Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti, jika kamu orang-orang beriman. قَاتِلُوۡهُمۡ يُعَذِّبۡهُمُ اللّٰهُ بِاَيۡدِيۡكُمۡ وَيُخۡزِهِمۡ وَيَنۡصُرۡكُمۡ عَلَيۡهِمۡ وَيَشۡفِ صُدُوۡرَ قَوۡمٍ مُّؤۡمِنِيۡنَۙ Qootiluuhum yu'az zibhumul laahu bi aidiikum wa yukhzihim wa yansurkum 'alaihim wa yashfi suduura qawmim mu 'miniin 14. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan tanganmu dan Dia akan menghina mereka dan menolongmu dengan kemenangan atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman, وَيُذۡهِبۡ غَيۡظَ قُلُوۡبِهِمۡ‌ ؕ وَ يَتُوۡبُ اللّٰهُ عَلٰى مَنۡ يَّشَآءُ ؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌ حَكِيۡمٌ Wa yuzhib ghaiza quluubihim; wa yatuubullaahu 'alaa mai yashaaa'; wallaahu 'Aliimun Hakiim 15. dan Dia menghilangkan kemarahan hati mereka orang mukmin. Dan Allah menerima tobat orang yang Dia kehendaki. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. اَمۡ حَسِبۡتُمۡ اَنۡ تُتۡرَكُوۡا وَلَـمَّا يَعۡلَمِ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ جَاهَدُوۡا مِنۡكُمۡ وَلَمۡ يَتَّخِذُوۡا مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلَا رَسُوۡلِهٖ وَلَا الۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَلِيۡجَةً‌ ؕ وَاللّٰهُ خَبِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ Am hasibtum an turakuu wa lammaa ya'lamil laahul laziina jaahaduu minkum wa lam yattakhizuu min duunil laahi wa laa Rasuulihii wa lalmu'miniina waliijah; wallaahu khabiirum bimaa ta'maluun 16. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan begitu saja, padahal Allah belum mengetahui orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. مَا كَانَ لِلۡمُشۡرِكِيۡنَ اَنۡ يَّعۡمُرُوۡا مَسٰجِدَ اللّٰهِ شٰهِدِيۡنَ عَلٰٓى اَنۡفُسِهِمۡ بِالـكُفۡرِ‌ؕ اُولٰۤٮِٕكَ حَبِطَتۡ اَعۡمَالُهُمۡ ۖۚ وَ فِى النَّارِ هُمۡ خٰلِدُوۡنَ maa kaana lilmushrikiina ai ya'muruu masaajidal laahi shaahidiina 'alaaa anfusihim bilkufr; ulaaa'ika habitat a'maaluhum wa fin naari hum khaaliduun 17. Tidaklah pantas orang-orang musyrik memakmurkan masjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu sia-sia amalnya, dan mereka kekal di dalam neraka. اِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَاَ قَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمۡ يَخۡشَ اِلَّا اللّٰهَ‌ فَعَسٰٓى اُولٰۤٮِٕكَ اَنۡ يَّكُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُهۡتَدِيۡنَ Innamaa ya'muru masaa jidal laahi man aamana billaahi wal Yawmil Aakhiri wa aqoomas Salaata wa aataz Zakaata wa lam yakkhsa illal laaha fa'asaaa ulaaa'ika ai yakuunuu minal muhtadiin 18. Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada apa pun kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. اَجَعَلۡتُمۡ سِقَايَةَ الۡحَـآجِّ وَعِمَارَةَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ كَمَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَجَاهَدَ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ‌ ؕ لَا يَسۡتَوٗنَ عِنۡدَ اللّٰهِ ‌ؕ وَ اللّٰهُ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِيۡنَ‌ۘ Aja'altum siqooyatal haaajji wa 'imaaratal masjidil haraami kamman aamana billaahi wal Yawmil Aakhiri wa jaahada fii sabiilil laah; laa yastawuuna 'indal laah; wallaahu laa yahdil qawmaz zaalimiin 19. Apakah orang-orang yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam, kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah. Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang zhalim. اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ هَاجَرُوۡا وَجَاهَدُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ بِاَمۡوَالِهِمۡ وَاَنۡفُسِهِمۡۙ اَعۡظَمُ دَرَجَةً عِنۡدَ اللّٰهِ‌ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡفَآٮِٕزُوۡنَ‏ Allaziina aamanuu wa haajaruu wa jaahaduu fii sabiilil laahi bi amwaalihim wa anufsihim a'zamu darajatan 'indal laah; wa ulaaa'ika humul faaa'izuun 20. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.
Bacadoa setelah surah yasin latin Surat Yasin adalah surat ke-36 dari 114 surat dalam Al-Quran terdiri dari 83 ayat serta termasuk dalam s ayat mulk pengajaran surah Belajar Surah Al Mulk Ayat 30 Pengajaran
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID IpW1vaPfJBZCPCS4u6qMZi1EcmJSqGglAl1_uRcsuQ3biyyJBhQJ1A== BuyaHamka dalam Tafsir Az Azhar, Surat At Taubah ayat 122 ini menganjurkan pembagian tugas. “Semua golongan harus berjihad, turut berjuang. Tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kelak membagi tugas mereka masing-masing. Ada Dua ayat terakhir surat at-Taubah memiliki kisah tersendiri yang menarik untuk kita yang sekarang berada di tangan kita ternyata memiliki sejarah yang menarik untuk dibahas; karena memang sejak awal Al-Quran tidak serta merta sudah tersusun secara rapi layaknya sekarang zaman Rasulullah SAW. para sahabat menjaga Al-Qur’an dengan mengandalkan hafalan mereka. Di samping itu, sedikit dari mereka yang menuliskannya dikarenakan sedikit pula dari para sahabat yang bisa baca tulis pun juga sangat minim dan susahnya sarana untuk menulis pada waktu itu. Para sahabat jika mendengar satu ayat dari Rasulullah, maka mereka langsung menghafalnya dan menulis dengan sarana yang seadanya. Misalnya di pelepah kurma, kulit hewan, tulang belikat unta, atau di Rasulullah SAW. wafat, umat Islam mengalami perpecahan. Sebagian mereka ada yang murtad dan ada juga yang enggan membayar zakat. Sehingga pada zaman Sayyidina Abu Bakar RA terjadilah perang yang disebut dengan perang juga Makna dan Kandungan Surah At-TaubahAkibat perang tersebut, banyak para sahabat dari kalangan penghafal Al-Qur’an yang gugur. Hal ini meresahkan kondisi Al-Qur’an itu sendiri yang mana jika banyak penghafalnya yang meninggal maka Al-Qur’an itu sendiri juga ikut hilang. Akhirnya, Sayyidina Umar RA memberikan usulan kepada Sayyidina Abu Bakar ra. untuk mengumpulkan Al-Qur’an dari hafalan para sahabat dan juga tulisan-tulisan yang masih tercecer. Awalnya Sayyidina Abu Bakar menolak usulan tersebut karena memang Rasulullah tidak pernah melakukannya. Melihat kondisi yang ada serta demi kemaslahatan bersama, akhirnya Sayyidina Abu Bakar setuju dan menunjuk Shohabat Zaid bin Tsabit RA untuk mengumpulkan Al-Qur’ proses pengumpulan Al-Qur’an ini, rujukan Sayyidina Zaid bin Tsabit RA adalah hafalan para sahabat, termasuk tulisan-tulisan mereka. Tetapi dalam pengumpulannya, Zaid bin Tsabit RA tidak serta merta menerima ayat-ayat dari hafalan para sahabat begitu saja. Beliau memiliki manhaj atau metode sendiri dalam pengumpulan Al-Qur’an ini. Salah satunya adalah ayat yang hendak dikumpulkan ini harus memiliki dua orang saksi bahwa ayat ini benar datang dari Rasulullah kisah menarik di balik penulisan dua ayat terkahir surah At Taubah, yakni ayat 128 dan 129. Dua ayat ini datang dari sahabat bernama Abu Khuzaimah al-Anshari RA. Dan beliau adalah satu-satunya sahabat yang meriwayatkan ayat ini. Tidak ada sahabat lain selain beliau. Akan tetapi, oleh Sayyidina Zaid bin Tsabit RA ayat ini tetap ditulis. Padahal melihat dari manhaj beliau dalam pengumpulan Al-Qur’an ayat ini tidak memenuhi manhaj tersebut. Kenapa demikian?Baca juga 10 Hari Terakhir Ramadhan Terbebas dari Neraka, Benarkah Hadis Daif?Sahabat Abu Khuzaimah al-Anshari RA adalah satu-satunya sahabat yang mendapatkan keistimewaan dari Rasulullah SAW yang tidak dimiliki oleh sahabat lain. Suatu hari Rasulullah SAW pergi ke pasar ingin membeli keledai. Setelah membeli keledai, Rasulullah tidak menandai bahwa keledai tersebut telah menjadi milik Rasulullah SAW hendak pulang ke rumah dan membawa keledai tersebut, si penjual keledai tadi berkata, “Ini bukan keledai kamu.” Rasulullah SAW pun menjawab, “Ini keledaiku. Aku telah membelinya darimu.” Si penjual berkata lagi, “Kalau begitu, datangkan saksi kalau kamu benar-benar telah membeli keledai ini dariku.” Kebetulan pada waktu akad jual beli tadi, tidak ada seorang pun sahabat yang menyaksikannya. Sahabat yang berada di sana pun diam dan tidak bisa berkata apa-apa karena memang mereka tidak sahabat Abu Khuzaimah al-Anshari datang dan berkata, “Wahai Rasulullah, akulah yang akan menjadi saksi bahwa keledai ini milikmu dan engkau telah membelinya dari penjual ini.” Lalu Rasulullah bertanya pada Abu Khuzaimah, “Bagaimana kamu bisa tau kalau aku telah membeli keledai ini padahal kamu tidak menyaksikannya?” Abu Khuzaimah pun menjawab, “Wahai Rasulullah, kabar wahyu yang engkau dapat dari langit saja aku percaya. Apalagi hanya sekedar permasalahan engkau membeli khimar, justru aku juga akan lebih percaya.” Lalu Rasulullah bilang kepada Abu Khuzaimah, “Yaa Aba Khuzaimah, syahaadatuka tu’dilu syahaadata rajulain.” Wahai Abu Khuzaimah, kesaksianmu itu sama saja dengan kesaksian dari dua orang.Berangkat dari sana, kita tahu bahwasannya dua ayat terakhir surah At Taubah ini meskipun hanya diriwayatkan oleh sahabat Abu Khuzaimah saja, tetap bisa diterima. Karena kesaksian beliau sama dengan kesaksian dua a’lam.
BacaanLatin Al-Maidah Ayat 2. ayat ini ditakhshis dengan firman Allah Ta'ala di surat At Taubah ayat 28, yang di sana disebutkan bahwa orang-orang musyrik tidak boleh masuk ke tanah haram. Larangan mengganggu ini jika ia menuju baitullah dengan maksud mencari karunia (rezeki) Allah dan keridhaan-Nya, namun jika maksudnya melakukan
وَأَذَٰنٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى ٱلنَّاسِ يَوْمَ ٱلْحَجِّ ٱلْأَكْبَرِ أَنَّ ٱللَّهَ بَرِىٓءٌ مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ۙ وَرَسُولُهُۥ ۚ فَإِن تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَإِن تَوَلَّيْتُمْ فَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى ٱللَّهِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ Arab-Latin Wa ażānum minallāhi wa rasụlihī ilan-nāsi yaumal-ḥajjil-akbari annallāha barī`um minal-musyrikīna wa rasụluh, fa in tubtum fa huwa khairul lakum, wa in tawallaitum fa'lamū annakum gairu mu'jizillāh, wa basysyirillażīna kafarụ bi'ażābin alīmArtinya Dan inilah suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu kaum musyrikin bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih. At-Taubah 2 ✵ At-Taubah 4 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Menarik Berkaitan Surat At-Taubah Ayat 3 Paragraf di atas merupakan Surat At-Taubah Ayat 3 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi tafsir menarik dari ayat ini. Diketemukan variasi penjabaran dari beragam ulama berkaitan makna surat At-Taubah ayat 3, antara lain seperti terlampir📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan juga pemberitahuan dari Allah dan rasulNya dan peringatan kepada seluruh umat manusia pada hari raya kurban bahwa sesungguhnya Allah berlepas diri dari kaum musyrikin, dan rasulNya berlepas diri pula dari mereka. Maka apabila kalian kembali wahai kaum musyrikin mau menerima kebenaran dan kalian tinggalkan kesyirikan, maka itu lebih baik bagi kalian. Dan apabila kalian berpaling dari kebenaran dan menolak untuk memeluk agama Allah, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian tidak akan pernah lolos dari siksaan Allah. Dan peringatkanlah wahai rosul, orang-orang yang berpaling dari islam dengan siksaan Allah yang pedih.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram3. Pengumuman dari Allah serta pengumuman dari rasul-Nya kepada seluruh manusia pada hari Iduladha, bahwasanya Allah -Subḥānahu- berlepas diri dari orang-orang musyrik, dan rasul-Nya juga berlepas diri dari mereka. Jika kalian -wahai orang-orang musyrik- bertobat dari kemusyrikan maka tobat kalian itu akan lebih baik bagi kalian. Dan jika kalian enggan bertobat maka yakinlah bahwa kalian tidak akan bisa melarikan diri dari Allah dan tidak akan luput dari hukuman-Nya. Dan sampaikanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang yang ingkar kepada Allah tentang hal buruk yang akan menimpa mereka, yaitu azab sangat pedih yang menanti mereka.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah3. Setelah Allah menyatakan berlepas diri dari mereka, kemudian Allah memerintahkan untuk menyampaikannya kepada orang banyak sebagai hujjah atas mereka, dengan mengatakan bahwa Allah dan rasul-Nya telah berlepas diri dari perjanjian-perjanjian dengan orang-orang musyrik dan dari segala kepercayaan mereka, dengan menyampaikannya pada waktu yang mudah untuk menyampaikan sesuatu yaitu ketika musim haji, pada hari penyembelihan sebagai penutup dari kewajiban ibadah haji, pada saat orang-orang yang melaksanakan haji berkumpul untuk menyempurnakan manasik di Mina. Kemudian Allah menegaskan apa yang harus mereka sampaikan tanpa menundanya dengan memerintahkan mereka berkata kepada orang-orang musyrik "Jika kalian bertaubat dari kesyirikan dan pengkhianatan kalian terhadap perjanjian, dan menerima hidayah Islam, maka hal itu lebih baik bagi kalian di dunia dan di akhirat, karena dalam hidayahnya terdapat kebahagiaan dunia akhirat. Namun jika kalian berpaling dari seruan untuk bertobat ini, maka ketahuilah bahwa kalian tidak akan dapat melarikan diri dari Allah dan tidak akan dapat selamat jadi ketetapan dan janji-Nya untuk menolong para rasul dan orang-orang beriman dengan kemenangan atas kalian." Hai Rasulallah, dan berilah kabar gembira berupa azab yang pedih di akhirat bagi orang yang mengingkari risalahmu dan tidak beriman kepada Allah, para malaikat, dan hari dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah3. وَأَذٰنٌ Dan inilah suatu permakluman Yakni pemberitahuan secara umum. إِلَى النَّاسِ kepada umat manusia Yakni kepada seluruh umat manusia tanpa terkecuali. يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَر pada hari haji besar Yakni di hari Idul Adha. Allah menyebutnya dengan sebutan besar’ karena pada hari itu berkumpul orang-orang yang melaksanakan haji, atau karena hari itu adalah hari dikerjakannya sebagian besar manasik-manasik haji. Allah menjadikan pemberitahuan ini sebagai pemberitahuan yang umum dan jelas agar terbebas dari tuduhan pelanggaran perjanjian dan menjamin sampainya pemberitahuan ini kepada seluruh manusia. أَنَّ اللهَ بَرِىٓءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِينَ ۙ bahwa sesungguhnya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrikin Yakni telah berlepas diri dari orang-orang musyrik yang melanggar perjanjian. وَرَسُولُهُۥ ۚ dan Rasul-Nya juga berlepas diri Yakni Rasulullah juga berlepas diri dari mereka. فَإِن تُبْتُمْ Kemudian jika kamu kaum musyrikin bertobat Yakni bertaubat dari kekafiran. فَهُو maka itu Yakni pertaubatan itu. خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ lebih baik bagimu Dari pada kekafiran yang kalian kerjakan. وَإِن تَوَلَّيْتُمْdan jika kamu berpaling Yakni tetap berlanjut dalam kekafiran. فَاعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللهِ ۗ maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah Yakni tidak akan bisa lolos dari-Nya. Namun Allah akan mendapatkan kalian dan membalas kalian atas amal-amal kalian.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Permakluman ini dinisbatkan kepada Allah dan rasul-Nya tanpa ada penisbatan kepada kaum muslimin; adalah karena ini merupakan syari'at dan hukum untuk kemaslahatan ummat manusia, maka tidak terjadi kecuali dari Allah melalui lisan rasul-Nya. 2 . Seruan ini datang setelah 22 tahun dimulainya wahyu, ditutup dengan konteks yang bertentangan dengan ayat-ayat tauhid, dan ditujukan diantara orang-orang jahiliah yang tidak menginginkan perdamaian kecuali pertumpahan darah, merampas kebebasan dan mengubur kebenaran; maka apa yang mereka inginkan menghadapi balasan yang sesuai dengan aturan abadi { فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً ۖ وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ } "Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi" [ Ar-Ra'd 17 ].📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah3 Inilah suatu permakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari Adha yaitu Haji akbar dimana kegiatan ibadah Haji telah sempurna secara kaffah. bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin yang mengingkari perjanjian, dengan gencatan senjata selama empat bulan. Setelah itu boleh memerangi orang musyrik. Kemudian jika kamu kaum musyrikin bertobat dari kekufuran, maka bertaubat itu lebih baik bagimu daripada berpaling dan tetap dalam kesyirikan dan kekufuran, jika kalian menolak beriman dan taubat bahkan tetap dalam kekufuran maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat menghindar dari azab Allah, bahkan azab itu akan menemui kalian. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir dan tidak beriman kepada risalahmu bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih di akhiratMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahSuatu pemakluman} pemberitahuan {dari Allah dan RasulNya kepada manusia pada hari haji akbar} haji nahr {bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Jika kalian bertaubat, maka itu lebih baik bagi kalian; dan jika kalian berpaling} berpaling dari taubat {ketahuilah bahwa kalian tidak dapat melemahkan Allah. Berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir tentang azab yang pedih📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H3. Inilah janji kepada orang-orang Mukmin bahwa Allah akan memenangkan agamaNya, meninggikan kalimatNya dan mengalahkan musuh-musuh mereka, yaitu orang-orang musyrik yang telah mengusir dan mengeluarkan Rasululoh dan para sahabatnya dari Makkah, dari Baitul Al-Haram, yang membuat mereka memiliki kekuasaan atasnya di tanah Hijaz. Allah memenangkan RasulNYa dan orang-orang yang beriman sampai Makkah dapat ditaklukan dan orang-orang musyrik menjadi terhina. Hukum dan kendali atas negera itu beralih ketangan orang-orang yang beriman. Maka Nabi meminta penyeru agar mengumpulkannya pada hari yang Akbar yaitu Hari penyembelihan, hari berkumpulnya manusia yang Muslim dan yang kafir dari segala penjuru Jazirah Arabia, dia mengumumkan bahwa Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrik, mereka tidak lagi mempunyai perjanjian damai disisiNya, di mana saja mereka berada, maka akan diperangi dan dikatakan kepada mereka, “janganlah kamu mendekati Masjidil Haram sesudah tahun ini” itu terjadi pada tahun 9H, dan Abu Bakar yang memimpin haji ini, sedangkan yang mengumumkan pernyataan pemutusan hubungan pada hari penyembelihan adalah sepupu Rasulullah, Ali bin abi Thalib. Kemudian Allah mendorong orang-orang musyrik agar betaubat dan memperingatkan mereka agar meninggalkan kesyirikan yang mereka ikuti, “kemudian kaum Musrikin bertaubat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu, dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah.” Yakni kamu tidak mungkin berlepas diri dariNya, justru kamu dalam genggamanNya. Dia mampu menguasakan hamba-hambaNya yang beriman atasmu. “dan beritakanlah kepada orang-orang kafir bahwa mereka akan mendapatkan siksaan yang amat pedih.” Yakni, azab yang menyakitkan dan mengerikan di dunia dengan ditawan, dibunuh dan diusir dan di akhirat dengan api neraka dan itulah seburuk-buruk tempat.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, At-Taubah ayat 3 Inilah janji Allah kepada kaum mukmin, Dia memenangkan agama-Nya, meninggikan kalimat-Nya serta mengecewakan musuh-musuh-Nya, yaitu kaum musyrik yang sebelumnya mengusir Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya dari Mekah. Allah menolong Rasul-Nya dan kaum mukmin sehingga Mekah dapat ditaklukkan, kaum musyrikin dihinakan dan kaum muslimin menjadi berkuasa di negeri itu. Pada hari haji akbar hari nahar, yaitu waktu berkumpulnya manusia baik yang muslim maupun yang kafir dari semua jazirah Arab, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan penyerunya agar menyerukan kepada manusia, bahwa Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari kaum musyrik. Oleh karena itu, jika mereka ditemui, maka mereka akan dibunuh, dan dikatakan kepada mereka, “Janganlah kalian mendekati Masjidilharam setelah tahun ini setelah tahun 9 H.” Para mufassir berbeda pendapat tentang yang dimaksud dengan haji akbar, ada yang mengatakan hari Nahar, ada yang mengatakan hari Arafah. Yang dimaksud dengan haji akbar di sini adalah haji yang terjadi pada tahun ke-9 Hijrah. Dan dari perjanjian yang dibuat dengan mereka. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus Ali pada tahun ke 9 Hiriah itu, lalu ia membacakan ayat di atas dengan keras pada hari Nahar 10 Dzulhijjah di Mina, dan mengumumkan, bahwa orang musyrik tidak boleh lagi berhaji setelah tahun ini dan tidak boleh bertawaf di Baitullah dengan telanjang sebagaimana dalam riwayat Bukhari. Dari kekafiran dengan masuk Islam. Yakni tidak dapat lolos dari-Nya, bahkan kamu dalam genggaman-Nya. Yaitu dengan dibunuh ketika di dunia, ditawan dan diusir, serta diazab dengan api neraka ketika di dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat At-Taubah Ayat 3Setelah ayat sebelumnya menyatakan pemutusan hubungan dengan kaum musyrik mekah, maka ayat ini menegaskan kembali maklumat ini serta menyebarluaskannya kepada semua orang dalam tenggang waktu empat bulan. Dan bahwa inilah satu maklumat atau pemberitahuan dari Allah dan rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar yang terjadi pada tahun ke-9 hijriah, bahwa sesungguhnya Allah dan rasulnya berlepas diri dari orang-orang musyrik mekah berupa pemutusan hubungan perjanjian dengan mereka; dan begitu pula rasul-Nya melakukan hal yang sama. Kemudian Allah menegaskan kembali jika kalian, wahai kaum musyrik, bertobat, maka itu lebih baik bagi kalian di dunia dan akhirat; dan jika kalian berpaling dari keimanan yang benar atau tidak mau bertobat, maka ketahuilah bahwa kalian tidak dapat melemahkan atau lari dari azab Allah. Dan dengan demikian berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir tersebut bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih, baik di dunia ini sebagai tawanan atau terbunuh dan di akhirat kelak, yaitu dimasukkan ke dalam neraka. dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah beraneka penjabaran dari berbagai mufassir mengenai makna dan arti surat At-Taubah ayat 3 arab-latin dan artinya, semoga membawa faidah untuk kita bersama. Sokonglah perjuangan kami dengan mencantumkan hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Yang Tersering Dikaji Tersedia ratusan topik yang tersering dikaji, seperti surat/ayat Al-Hujurat 12, Yunus 40-41, At-Takatsur, Asy-Syams, Al-Isra 23, Ali Imran. Juga Az-Zalzalah, An-Nur 2, Al-Baqarah 286, Al-Ma’idah 2, Al-Baqarah 83, Al-Mujadalah 11. Al-Hujurat 12Yunus 40-41At-TakatsurAsy-SyamsAl-Isra 23Ali ImranAz-ZalzalahAn-Nur 2Al-Baqarah 286Al-Ma’idah 2Al-Baqarah 83Al-Mujadalah 11 Pencarian albaqarah ayat 25, al baqarah ayat 210, surat ke 17, al ahzab 33, surat maryam untuk ibu hamil ayat 1-15 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah DEMAKBICARA - Berikut Surat At-Taubah ayat 86 - 90 tulisan arab dan terjemahan bahasa Indonesia lengkap dengan isi kandungannya. Selain Surat At-Taubah ayat 86 - 90, Anda juga dapat menemukan link baca Al Qur'an Surat At-Taubah lengkap ayat 1 - 129 tulisan arab dan terjemahan bahasa Indonesia pada akhir artikel.
Bacaan laqod jaakum adalah bacaan dzikir yang berasal dari dua ayat terakhir surat At Taubah. Meski surat At Taubah termasuk golongan surat Madaniyah, sebagian ulama berpendapat bahwa dua ayat terakhir ini diturunkan di kota ayat tersebut secara khusus menegaskan sifat mulia Nabi Muhammad SAW dan perintah untuk bertawakal kepada Allah SWT. Banyak keutamaan dari membaca dua ayat terakhir surat At Taubah, salah satunya diterangkan dalam hadist Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu menyebutkan, "Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut di Shubuh dan sore hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan memberi kecukupan bagi kepentingan dunia dan akhiratnya." HR Ibnu Sunni, Abu Daud, Syekh Syu'aib dan Abdul QodirApa Arti Laqod Jaakum?Laqod jaakum merupakan sebutan untuk dua ayat terakhir surat At Taubah. Arti laqod jaakum sendiri bermakna tentang kepribadian Rasulullah SAW dan juga keimanan kepada Allah SWT. Karena artinya yang sangat bermakna tersebut, ayat ini kerap dianggap spesial sehingga dijadikan zikir untuk umat dari laman Nahdlatul Ulama, kedua ayat tersebut sempat menimbulkan kontroversi dalam sejarah pencantumannya ke dalam Al-Quran. Kilas balik, sejarah ini dimulai ketika Nabi Muhammad wafat dan Al-Quran belum tersusun serta tertulis dalam satu ini terjadi karena sebelumnya Nabi Muhammad memang melarang penulisan Al-Quran. Dengan begitu, bacaan Al-Quran lebih banyak dijaga dengan hafalan para sahabat saja. Terdapat beberapa sahabat yang juga menulis bacaan Al-Quran di daun-daun dan pelepah masa Khalifah Abu Bakar, Umar bin Khatab mengusulkan untuk mengumpulkan ayat Al-Quran menjadi satu. Kemudian para penghafal Al-Quran dikumpulkan untuk menyusun ayat Al-Quran yang sudah mereka proses penyusunan dan penulisan Al-Quran tidak mudah, karena ternyata hafalan para sahabat berbeda-beda. Ayat-ayat Al-Quran hanya ditulis dan dibukukan, apabila periwayatan bacaan sahabat jelas dan proses pembukuan, terdapat kekurangan ayat Al-Quran. Setelah itu, tim penyusun Al-Quran menanyakan kepada para sahabat satu per-satu. Adapun ayat yang kurang tersebut adalah surat At-Taubah akhirnya, surat At-Taubah 128-129 berhasil didapatkan dari hafalan Abu Huzaimah Al-Anshari. Riwayat dari Abu Huzaimah ini sempat diragukan karena beberapa sahabat tidak meriwayatkan ayat melalui beberapa proses panjang maka barulah disepakati tulisan, bacaan, dan arti ayat seperti yang ada saat ini. Ayat tersebut adalah ayat yang dahsyat, bahkan di dalam ajaran Tarekat Syadziliyiah ada perintah untuk membacanya sebanyak 7 kali setelah sholat lima Nahdlatul Ulama KH. A. Wahab Hasbullah pernah menyarankan dua ayat tersebut kepada umat Islam untuk diamalkan. "Kalau kalian membaca ayat ini pagi hari, maka kalian tidak akan mati sampai sore, kalau kalian membaca ayat ini sore hari, maka kalian tidak akan mati sampai pagi hari. Kalau Allah menghendaki kamu mati, pasti Allah menjadikan kamu lupa membaca ayat ini Laqadjaakun," ujar KH. A. Wahab Hasbullah. Bagaimana Bacaan Laqod Jaakum?Ilustrasi laqod jaakum. Foto ini bacaan laqod jaakum atau dua ayat terakhir surat at Taubah dengan bahasa Arab, latin, dan artinya yang dikutip dari buku Keseimbangan Matematika Dalam Al Al Qur'an oleh Abah Salma Alif جَآءَكُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ عَزِيۡزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيۡصٌ عَلَيۡكُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِيۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌ فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَقُلۡ حَسۡبِىَ اللّٰهُ ۖ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ؕ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ‌ ؕ وَهُوَ رَبُّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِيۡمِLaqod ja’akum rosuulum min anfusikum aziizun alaihi maa’anittum hariishun alaikum bil mu’miniina ro’uufur rohiim. Fa in tawallau faqul hasbiyallaahu laa ilaaha illaa huwa, alaihi tawakkaltu wa huwa robbul arsyil azhiim.‏Artinya "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, dia sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. Maka jika mereka berpaling dari keimanan, maka katakanlah Muhammad, "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy singgasana yang agung." QS. At Taubah 128-129.Apa Faedah dan Kegunaan Surat Laqod Jaakum?Menurut KH. Musyaffa' Ali dalam buku Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa oleh Ust. Ahmad Zacky El-Syafa, barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir surat At Taubah sebanyak tujuh kali setelah sholat fardhu, maka ia akan memperoleh manfaat sebagai berikutJika kebetulan kondisinya lemah, maka ia akan mendapatkan kebetulan kondisinya terhina, maka ia akan mendapatkan kebetulan kondisinya terdesak, maka ia akan mendapatkan kebetulan ia mengalami kesulitan, maka Allah akan memberinya kemudahan dalam segala kebetulan ia memiliki utang, maka Allah akan memberinya jalan agar segera dapat melunasi kebetulan sedang mengalami kesusahan dan duka yang mendalam, maka Allah akan membuatnya gembira dan menghilangkan kebetulan kondisi ekonominya morat-marit tidak menentu, maka Allah akan melapangkan rezekinya serta menambah kebetulan kondisinya tertutup terhalang dari sesuatu, baik lahir maupun batin, maka Allah akan membukakan jalan keluar laqod jaakum. Foto Asy Syaikh Ahmad At-Tijani RA, terdapat beberapa manfaat lainnya bagi umat muslim yang membaca laqod jaakum. Berikut ini manfaatnyaBarang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat subuh, maka Allah akan menjaga hatinyaBarang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat zuhur, maka Allah akan menghidupkan dan menetapkan hatinya dalam keimanan di dunia maupun di siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat asar, maka dia tidak akan mati seperti matinya orang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat magrib, maka dia akan diberi istiqomah dalam beribadah oleh Allah siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat isya, maka Allah akan menjaga dirinya dari penguasa siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat sunah, maka Allah akan memberinya rezeki kepadanya bisa merasakan manisnya siapa membaca ayat ini 77 kali setelah sholat Jumat, maka Allah akan menjaganya dari makan makanan siapa membaca ayat ini 360 kali pada hari arafah, maka Allah akan menuntunnya dan mencukupinya dari kesusahan dunia samping itu, dua ayat tersebut juga berkhasiat dapat mendatangkan keajaiban dan insya Allah dapat bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Caranya adalah dengan membaca kedua ayat tersebut setiap hari sebanyak 41 kali. Apa faedah dan kegunaan surat laqod Jaakum?Ayat laqod Jaakum surah apa?
\n\n \n\n\n2 ayat terakhir surat at taubah latin
AlQur'an Surat At-Taubah Ayat 2 At-Taubah: 2 ~ Quran Terjemah Perkata dan Tafsir Bahasa Indonesia Transliterasi Latin: Fa sīḥụ fil-arḍi arba'ata asy-huriw wa'lamū annakum gairu mu'jizillāhi wa annallāha mukhzil-kāfirīn ialah dari tanggal 10 Zulhijjah tahun ke-9 Hijri sampai dengan tanggal 10 Rabiul Akhir tahun ke-10 Hijri
Tulisan atau Teks Latin Surat At Taubah. Surat yang ke-9 di dalam Al Qur’an dan terdiri dari 129 ayat. Baca juga surat At Taubah teks Arab, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. At Taubah – التوبة 1. baraa-atun mina allaahi warasuulihi ilaa alladziina aahadtum mina almusyrikiina 2. fasiihuu fii al-ardhi arba’ata asyhurin wai’lamuu annakum ghayru mu’jizii allaahi wa-anna allaaha mukhzii alkaafiriina 3. wa-adzaanun mina allaahi warasuulihi ilaa alnnaasi yawma alhajji al-akbari anna allaaha barii-un mina almusyrikiina warasuuluhu fa-in tubtum fahuwa khayrun lakum wa-in tawallaytum fai’lamuu annakum ghayru mu’jizii allaahi wabasysyiri alladziina kafaruu bi’adzaabin aliimin 4. illaa alladziina aahadtum mina almusyrikiina tsumma lam yanqushuukum syay-an walam yuzhaahiruu alaykum ahadan fa-atimmuu ilayhim ahdahum ilaa muddatihim inna allaaha yuhibbu almuttaqiina 5. fa-idzaa insalakha al-asyhuru alhurumu fauqtuluu almusyrikiina haytsu wajadtumuuhum wakhudzuuhum wauhsuruuhum wauq’uduu lahum kulla marshadin fa-in taabuu wa-aqaamuu alshshalaata waaatawuu alzzakaata fakhalluu sabiilahum inna allaaha ghafuurun rahiimun 6. wa-in ahadun mina almusyrikiina istajaaraka fa-ajirhu hattaa yasma’a kalaama allaahi tsumma ablighhu ma/manahu dzaalika bi-annahum qawmun laa ya’lamuuna 7. kayfa yakuunu lilmusyrikiina ahdun inda allaahi wa’inda rasuulihi illaa alladziina aahadtum inda almasjidi alharaami famaa istaqaamuu lakum faistaqiimuu lahum inna allaaha yuhibbu almuttaqiina 8. kayfa wa-in yazhharuu alaykum laa yarqubuu fiikum illan walaa dzimmatan yurdhuunakum bi-afwaahihim wata/baa quluubuhum wa-aktsaruhum faasiquuna 9. isytaraw bi-aayaati allaahi tsamanan qaliilan fashadduu an sabiilihi innahum saa-a maa kaanuu ya’maluuna 10. laa yarqubuuna fii mu/minin illan walaa dzimmatan waulaa-ika humu almu’taduuna 11. fa-in taabuu wa-aqaamuu alshshalaata waaatawuu alzzakaata fa-ikhwaanukum fii alddiini wanufashshilu al-aayaati liqawmin ya’lamuuna 12. wa-in nakatsuu aymaanahum min ba’di ahdihim watha’anuu fii diinikum faqaatiluu a-immata alkufri innahum laa aymaana lahum la’allahum yantahuuna 13. alaa tuqaatiluuna qawman nakatsuu aymaanahum wahammuu bi-ikhraaji alrrasuuli wahum badauukum awwala marratin atakhsyawnahum faallaahu ahaqqu an takhsyawhu in kuntum mu/miniina 14. qaatiluuhum yu’adzdzibhumu allaahu bi-aydiikum wayukhzihim wayanshurkum alayhim wayasyfi shuduura qawmin mu/miniina 15. wayudzhib ghayzha quluubihim wayatuubu allaahu alaa man yasyaau waallaahu aliimun hakiimun 16. am hasibtum an tutrakuu walammaa ya’lami allaahu alladziina jaahaduu minkum walam yattakhidzuu min duuni allaahi walaa rasuulihi walaa almu/miniina waliijatan waallaahu khabiirun bimaa ta’maluuna 17. maa kaana lilmusyrikiina an ya’muruu masaajida allaahi syaahidiina alaa anfusihim bialkufri ulaa-ika habithat a’maaluhum wafii alnnaari hum khaaliduuna 18. innamaa ya’muru masaajida allaahi man aamana biallaahi waalyawmi al-aakhiri wa-aqaama alshshalaata waaataa alzzakaata walam yakhsya illaa allaaha fa’asaa ulaa-ika an yakuunuu mina almuhtadiina 19. aja’altum siqaayata alhaajji wa’imaarata almasjidi alharaami kaman aamana biallaahi waalyawmi al-aakhiri wajaahada fii sabiili allaahi laa yastawuuna inda allaahi waallaahu laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina 20. alladziina aamanuu wahaajaruu wajaahaduu fii sabiili allaahi bi-amwaalihim wa-anfusihim a’zhamu darajatan inda allaahi waulaa-ika humu alfaa-izuuna 21. yubasysyiruhum rabbuhum birahmatin minhu waridhwaanin wajannaatin lahum fiihaa na’iimun muqiimun 22. khaalidiina fiihaa abadan inna allaaha indahu ajrun azhiimun 23. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tattakhidzuu aabaa-akum wa-ikhwaanakum awliyaa-a ini istahabbuu alkufra alaa al-iimaani waman yatawallahum minkum faulaa-ika humu alzhzhaalimuuna 24. qul in kaana aabaaukum wa-abnaaukum wa-ikhwaanukum wa-azwaajukum wa’asyiiratukum wa-amwaalun iqtaraftumuuhaa watijaaratun takhsyawna kasaadahaa wamasaakinu tardhawnahaa ahabba ilaykum mina allaahi warasuulihi wajihaadin fii sabiilihi fatarabbashuu hattaa ya/tiya allaahu bi-amrihi waallaahu laa yahdii alqawma alfaasiqiina 25. laqad nasharakumu allaahu fii mawaathina katsiiratin wayawma hunaynin idz a’jabatkum katsratukum falam tughni ankum syay-an wadaaqat alaykumu al-ardhu bimaa rahubat tsumma wallaytum mudbiriina 26. tsumma anzala allaahu sakiinatahu alaa rasuulihi wa’alaa almu/miniina wa-anzala junuudan lam tarawhaa wa’adzdzaba alladziina kafaruu wadzaalika jazaau alkaafiriina 27. tsumma yatuubu allaahu min ba’di dzaalika alaa man yasyaau waallaahu ghafuurun rahiimun 28. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu innamaa almusyrikuuna najasun falaa yaqrabuu almasjida alharaama ba’da aamihim haadzaa wa-in khiftum aylatan fasawfa yughniikumu allaahu min fadhlihi in syaa-a inna allaaha aliimun hakiimun 29. qaatiluu alladziina laa yu/minuuna biallaahi walaa bialyawmi al-aakhiri walaa yuharrimuuna maa harrama allaahu warasuuluhu walaa yadiinuuna diina alhaqqi mina alladziina uutuu alkitaaba hattaa yu’thuu aljizyata an yadin wahum shaaghiruuna 30. waqaalati alyahuudu uzayrun ibnu allaahi waqaalati alnnashaaraa almasiihu ibnu allaahi dzaalika qawluhum bi-afwaahihim yudaahi-uuna qawla alladziina kafaruu min qablu qaatalahumu allaahu annaa yu/fakuuna 31. ittakhadzuu ahbaarahum waruhbaanahum arbaaban min duuni allaahi waalmasiiha ibna maryama wamaa umiruu illaa liya’buduu ilaahan waahidan laa ilaaha illaa huwa subhaanahu ammaa yusyrikuuna 32. yuriiduuna an yuthfi-uu nuura allaahi bi-afwaahihim waya/baa allaahu illaa an yutimma nuurahu walaw kariha alkaafiruuna 33. huwa alladzii arsala rasuulahu bialhudaa wadiini alhaqqi liyuzhhirahu alaa alddiini kullihi walaw kariha almusyrikuuna 34. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu inna katsiiran mina al-ahbaari waalrruhbaani laya/kuluuna amwaala alnnaasi bialbaathili wayashudduuna an sabiili allaahi waalladziina yaknizuuna aldzdzahaba waalfidhdhata walaa yunfiquunahaa fii sabiili allaahi fabasysyirhum bi’adzaabin aliimin 35. yawma yuhmaa alayhaa fii naari jahannama fatukwaa bihaa jibaahuhum wajunuubuhum wazhuhuuruhum haadzaa maa kanaztum li-anfusikum fadzuuquu maa kuntum taknizuuna 36. inna iddata alsysyuhuuri inda allaahi itsnaa asyara syahran fii kitaabi allaahi yawma khalaqa alssamaawaati waal-ardha minhaa arba’atun hurumun dzaalika alddiinu alqayyimu falaa tazhlimuu fiihinna anfusakum waqaatiluu almusyrikiina kaaffatan kamaa yuqaatiluunakum kaaffatan wai’lamuu anna allaaha ma’a almuttaqiina 37. innamaa alnnasii-u ziyaadatun fii alkufri yudhallu bihi alladziina kafaruu yuhilluunahu aaman wayuharrimuunahu aaman liyuwaathi-uu iddata maa harrama allaahu fayuhilluu maa harrama allaahu zuyyina lahum suu-u a’maalihim waallaahu laa yahdii alqawma alkaafiriina 38. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu maa lakum idzaa qiila lakumu infiruu fii sabiili allaahi itstsaaqaltum ilaa al-ardhi aradhiitum bialhayaati alddunyaa mina al-aakhirati famaa mataa’u alhayaati alddunyaa fii al-aakhirati illaa qaliilun 39. illaa tanfiruu yu’adzdzibkum adzaaban aliiman wayastabdil qawman ghayrakum walaa tadhurruuhu syay-an waallaahu alaa kulli syay-in qadiirun 40. illaa tanshuruuhu faqad nasharahu allaahu idz akhrajahu alladziina kafaruu tsaaniya itsnayni idz humaa fii alghaari idz yaquulu lishaahibihi laa tahzan inna allaaha ma’anaa fa-anzala allaahu sakiinatahu alayhi wa-ayyadahu bijunuudin lam tarawhaa waja’ala kalimata alladziina kafaruu alssuflaa wakalimatu allaahi hiya al’ulyaa waallaahu aziizun hakiimun 41. infiruu khifaafan watsiqaalan wajaahiduu bi-amwaalikum wa-anfusikum fii sabiili allaahi dzaalikum khayrun lakum in kuntum ta’lamuuna 42. law kaana aradhan qariiban wasafaran qaasidan laittaba’uuka walaakin ba’udat alayhimu alsysyuqqatu wasayahlifuuna biallaahi lawi istatha’naa lakharajnaa ma’akum yuhlikuuna anfusahum waallaahu ya’lamu innahum lakaadzibuuna 43. afaa allaahu anka lima adzinta lahum hattaa yatabayyana laka alladziina shadaquu wata’lama alkaadzibiina 44. laa yasta/dzinuka alladziina yu/minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri an yujaahiduu bi-amwaalihim wa-anfusihim waallaahu aliimun bialmuttaqiina 45. innamaa yasta/dzinuka alladziina laa yu/minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri wairtaabat quluubuhum fahum fii raybihim yataraddaduuna 46. walaw araaduu alkhuruuja la-a’adduu lahu uddatan walaakin kariha allaahu inbi’aatsahum fatsabbathahum waqiila uq’uduu ma’a alqaa’idiina 47. law kharajuu fiikum maa zaaduukum illaa khabaalan wala-awdha’uu khilaalakum yabghuunakumu alfitnata wafiikum sammaa’uuna lahum waallaahu aliimun bialzhzhaalimiina 48. laqadi ibtaghawuu alfitnata min qablu waqallabuu laka al-umuura hattaa jaa-a alhaqqu wazhahara amru allaahi wahum kaarihuuna 49. waminhum man yaquulu i/dzan lii walaa taftinnii alaa fii alfitnati saqathuu wa-inna jahannama lamuhiithatun bialkaafiriina 50. in tushibka hasanatun tasu/hum wa-in tushibka mushiibatun yaquuluu qad akhadznaa amranaa min qablu wayatawallaw wahum farihuuna 51. qul lan yushiibanaa illaa maa kataba allaahu lanaa huwa mawlaanaa wa’alaa allaahi falyatawakkali almu/minuuna 52. qul hal tarabbashuuna binaa illaa ihdaa alhusnayayni wanahnu natarabbashu bikum an yushiibakumu allaahu bi’adzaabin min indihi aw bi-aydiinaa fatarabbashuu innaa ma’akum mutarabbishuuna 53. qul anfiquu thaw’an aw karhan lan yutaqabbala minkum innakum kuntum qawman faasiqiina 54. wamaa mana’ahum an tuqbala minhum nafaqaatuhum illaa annahum kafaruu biallaahi wabirasuulihi walaa ya/tuuna alshshalaata illaa wahum kusaalaa walaa yunfiquuna illaa wahum kaarihuuna 55. falaa tu’jibka amwaaluhum walaa awlaaduhum innamaa yuriidu allaahu liyu’adzdzibahum bihaa fii alhayaati alddunyaa watazhaqa anfusuhum wahum kaafiruuna 56. wayahlifuuna biallaahi innahum laminkum wamaa hum minkum walaakinnahum qawmun yafraquuna 57. law yajiduuna malja-an aw maghaaraatin aw muddakhalan lawallaw ilayhi wahum yajmahuuna 58. waminhum man yalmizuka fii alshshadaqaati fa-in u’thuu minhaa radhuu wa-in lam yu’thaw minhaa idzaa hum yaskhathuuna 59. walaw annahum radhuu maa aataahumu allaahu warasuuluhu waqaaluu hasbunaa allaahu sayu/tiinaa allaahu min fadhlihi warasuuluhu innaa ilaa allaahi raaghibuuna 60. innamaa alshshadaqaatu lilfuqaraa-i waalmasaakiini waal’aamiliina alayhaa waalmu-allafati quluubuhum wafii alrriqaabi waalghaarimiina wafii sabiili allaahi waibni alssabiili fariidhatan mina allaahi waallaahu aliimun hakiimun 61. waminhumu alladziina yu/dzuuna alnnabiyya wayaquuluuna huwa udzunun qul udzunu khayrin lakum yu/minu biallaahi wayu/minu lilmu/miniina warahmatun lilladziina aamanuu minkum waalladziina yu/dzuuna rasuula allaahi lahum adzaabun aliimun 62. yahlifuuna biallaahi lakum liyurdhuukum waallaahu warasuuluhu ahaqqu an yurdhuuhu in kaanuu mu/miniina 63. alam ya’lamuu annahu man yuhaadidi allaaha warasuulahu fa-anna lahu naara jahannama khaalidan fiihaa dzaalika alkhizyu al’azhiimu 64. yahtsaru almunaafiquuna an tunazzala alayhim suuratun tunabbi-uhum bimaa fii quluubihim quli istahzi-uu inna allaaha mukhrijun maa tahtsaruuna 65. wala-in sa-altahum layaquulunna innamaa kunnaa nakhuudhu wanal’abu qul abiallaahi waaayaatihi warasuulihi kuntum tastahzi-uuna 66. laa ta’tadziruu qad kafartum ba’da iimaanikum in na’fu an thaa-ifatin minkum nu’adzdzib thaa-ifatan bi-annahum kaanuu mujrimiina 67. almunaafiquuna waalmunaafiqaatu ba’dhuhum min ba’dhin ya/muruuna bialmunkari wayanhawna ani alma’ruufi wayaqbidhuuna aydiyahum nasuu allaaha fanasiyahum inna almunaafiqiina humu alfaasiquuna 68. wa’ada allaahu almunaafiqiina waalmunaafiqaati waalkuffaara naara jahannama khaalidiina fiihaa hiya hasbuhum wala’anahumu allaahu walahum adzaabun muqiimun 69. kaalladziina min qablikum kaanuu asyadda minkum quwwatan wa-aktsara amwaalan wa-awlaadan faistamta’uu bikhalaaqihim faistamta’tum bikhalaaqikum kamaa istamta’a alladziina min qablikum bikhalaaqihim wakhudhtum kaalladzii khaaduu ulaa-ika habithat a’maaluhum fii alddunyaa waal-aakhirati waulaa-ika humu alkhaasiruuna 70. alam ya/tihim nabau alladziina min qablihim qawmi nuuhin wa’aadin watsamuuda waqawmi ibraahiima wa-ash-haabi madyana waalmu/tafikaati atat-hum rusuluhum bialbayyinaati famaa kaana allaahu liyazhlimahum walaakin kaanuu anfusahum yazhlimuuna 71. waalmu/minuuna waalmu/minaatu ba’dhuhum awliyaau ba’dhin ya/muruuna bialma’ruufi wayanhawna ani almunkari wayuqiimuuna alshshalaata wayu/tuuna alzzakaata wayuthii’uuna allaaha warasuulahu ulaa-ika sayarhamuhumu allaahu inna allaaha aziizun hakiimun 72. wa’ada allaahu almu/miniina waalmu/minaati jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa wamasaakina thayyibatan fii jannaati adnin waridhwaanun mina allaahi akbaru dzaalika huwa alfawzu al’azhiimu 73. yaa ayyuhaa alnnabiyyu jaahidi alkuffaara waalmunaafiqiina waughluzh alayhim wama/waahum jahannamu wabi/sa almashiiru 74. yahlifuuna biallaahi maa qaaluu walaqad qaaluu kalimata alkufri wakafaruu ba’da islaamihim wahammuu bimaa lam yanaaluu wamaa naqamuu illaa an aghnaahumu allaahu warasuuluhu min fadhlihi fa-in yatuubuu yaku khayran lahum wa-in yatawallaw yu’adzdzibhumu allaahu adzaaban aliiman fii alddunyaa waal-aakhirati wamaa lahum fii al-ardhi min waliyyin walaa nashiirin 75. waminhum man aahada allaaha la-in aataanaa min fadhlihi lanashshaddaqanna walanakuunanna mina alshshaalihiina 76. falammaa aataahum min fadhlihi bakhiluu bihi watawallaw wahum mu’ridhuuna 77. fa-a’qabahum nifaaqan fii quluubihim ilaa yawmi yalqawnahu bimaa akhlafuu allaaha maa wa’aduuhu wabimaa kaanuu yakdzibuuna 78. alam ya’lamuu anna allaaha ya’lamu sirrahum wanajwaahum wa-anna allaaha allaamu alghuyuubi 79. alladziina yalmizuuna almuththhawwi’iina mina almu/miniina fii alshshadaqaati waalladziina laa yajiduuna illaa juhdahum fayaskharuuna minhum sakhira allaahu minhum walahum adzaabun aliimun 80. istaghfir lahum aw laa tastaghfir lahum in tastaghfir lahum sab’iina marratan falan yaghfira allaahu lahum dzaalika bi-annahum kafaruu biallaahi warasuulihi waallaahu laa yahdii alqawma alfaasiqiina 81. fariha almukhallafuuna bimaq’adihim khilaafa rasuuli allaahi wakarihuu an yujaahiduu bi-amwaalihim wa-anfusihim fii sabiili allaahi waqaaluu laa tanfiruu fii alharri qul naaru jahannama asyaddu harran law kaanuu yafqahuuna 82. falyadhakuu qaliilan walyabkuu katsiiran jazaa-an bimaa kaanuu yaksibuuna 83. fa-in raja’aka allaahu ilaa thaa-ifatin minhum faista/dzanuuka lilkhuruuji faqul lan takhrujuu ma’iya abadan walan tuqaatiluu ma’iya aduwwan innakum radhiitum bialqu’uudi awwala marratin fauq’uduu ma’a alkhaalifiina 84. walaa tushalli alaa ahadin minhum maata abadan walaa taqum alaa qabrihi innahum kafaruu biallaahi warasuulihi wamaatuu wahum faasiquuna 85. walaa tu’jibka amwaaluhum wa-awlaaduhum innamaa yuriidu allaahu an yu’adzdzibahum bihaa fii alddunyaa watazhaqa anfusuhum wahum kaafiruuna 86. wa-idzaa unzilat suuratun an aaminuu biallaahi wajaahiduu ma’a rasuulihi ista/dzanaka uluu alththhawli minhum waqaaluu dzarnaa nakun ma’a alqaa’idiina 87. radhuu bi-an yakuunuu ma’a alkhawaalifi wathubi’a alaa quluubihim fahum laa yafqahuuna 88. laakini alrrasuulu waalladziina aamanuu ma’ahu jaahaduu bi-amwaalihim wa-anfusihim waulaa-ika lahumu alkhayraatu waulaa-ika humu almuflihuuna 89. a’adda allaahu lahum jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa dzaalika alfawzu al’azhiimu 90. wajaa-a almu’adzdziruuna mina al-a’raabi liyu/dzana lahum waqa’ada alladziina kadzabuu allaaha warasuulahu sayushiibu alladziina kafaruu minhum adzaabun aliimun 91. laysa alaa aldhdhu’afaa-i walaa alaa almardaa walaa alaa alladziina laa yajiduuna maa yunfiquuna harajun idzaa nashahuu lillaahi warasuulihi maa alaa almuhsiniina min sabiilin waallaahu ghafuurun rahiimun 92. walaa alaa alladziina idzaa maa atawka litahmilahum qulta laa ajidu maa ahmilukum alayhi tawallaw wa-a’yunuhum tafiidhu mina alddam’i hazanan allaa yajiduu maa yunfiquuna 93. innamaa alssabiilu alaa alladziina yasta/dzinuunaka wahum aghniyaau radhuu bi-an yakuunuu ma’a alkhawaalifi wathaba’a allaahu alaa quluubihim fahum laa ya’lamuuna 94. ya’tadziruuna ilaykum idzaa raja’tum ilayhim qul laa ta’tadziruu lan nu/mina lakum qad nabba-anaa allaahu min akhbaarikum wasayaraa allaahu amalakum warasuuluhu tsumma turadduuna ilaa aalimi alghaybi waalsysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna 95. sayahlifuuna biallaahi lakum idzaa inqalabtum ilayhim litu’ridhuu anhum fa-a’ridhuu anhum innahum rijsun wama/waahum jahannamu jazaa-an bimaa kaanuu yaksibuuna 96. yahlifuuna lakum litardhaw anhum fa-in tardhaw anhum fa-inna allaaha laa yardaa ani alqawmi alfaasiqiina 97. al-a’raabu asyaddu kufran wanifaaqan wa-ajdaru allaa ya’lamuu huduuda maa anzala allaahu alaa rasuulihi waallaahu aliimun hakiimun 98. wamina al-a’raabi man yattakhidzu maa yunfiqu maghraman wayatarabbashu bikumu alddawaa-ira alayhim daa-iratu alssaw-i waallaahu samii’un aliimun 99. wamina al-a’raabi man yu/minu biallaahi waalyawmi al-aakhiri wayattakhidzu maa yunfiqu qurubaatin inda allaahi washalawaati alrrasuuli alaa innahaa qurbatun lahum sayudkhiluhumu allaahu fii rahmatihi inna allaaha ghafuurun rahiimun 100. waalssaabiquuna al-awwaluuna mina almuhaajiriina waal-anshaari waalladziina ittaba’uuhum bi-ihsaanin radhiya allaahu anhum waradhuu anhu wa-a’adda lahum jannaatin tajrii tahtahaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa abadan dzaalika alfawzu al’azhiimu 101. wamimman hawlakum mina al-a’raabi munaafiquuna wamin ahli almadiinati maraduu alaa alnnifaaqi laa ta’lamuhum nahnu na’lamuhum sanu’adzdzibuhum marratayni tsumma yuradduuna ilaa adzaabin azhiimin 102. waaakharuuna i’tarafuu bidzunuubihim khalathuu amalan shaalihan waaakhara sayyi-an asaa allaahu an yatuuba alayhim inna allaaha ghafuurun rahiimun 103. khudz min amwaalihim shadaqatan tuthahhiruhum watuzakkiihim bihaa washalli alayhim inna shalaataka sakanun lahum waallaahu samii’un aliimun 104. alam ya’lamuu anna allaaha huwa yaqbalu alttawbata an ibaadihi waya/khudzu alshshadaqaati wa-anna allaaha huwa alttawwaabu alrrahiimu 105. waquli i’maluu fasayaraa allaahu amalakum warasuuluhu waalmu/minuuna wasaturadduuna ilaa aalimi alghaybi waalsysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta’maluuna 106. waaakharuuna murjawna li-amri allaahi immaa yu’adzdzibuhum wa-immaa yatuubu alayhim waallaahu aliimun hakiimun 107. waalladziina ittakhadzuu masjidan dhiraaran wakufran watafriiqan bayna almu/miniina wa-irshaadan liman haaraba allaaha warasuulahu min qablu walayahlifunna in aradnaa illaa alhusnaa waallaahu yasyhadu innahum lakaadzibuuna 108. laa taqum fiihi abadan lamasjidun ussisa alaa alttaqwaa min awwali yawmin ahaqqu an taquuma fiihi fiihi rijaalun yuhibbuuna an yatathahharuu waallaahu yuhibbu almuththhahhiriina 109. afaman assasa bunyaanahu alaa taqwaa mina allaahi waridhwaanin khayrun am man assasa bunyaanahu alaa syafaa jurufin haarin fainhaara bihi fii naari jahannama waallaahu laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina 110. laa yazaalu bunyaanuhumu alladzii banaw riibatan fii quluubihim illaa an taqaththha’a quluubuhum waallaahu aliimun hakiimun 111. inna allaaha isytaraa mina almu/miniina anfusahum wa-amwaalahum bi-anna lahumu aljannata yuqaatiluuna fii sabiili allaahi fayaqtuluuna wayuqtaluuna wa’dan alayhi haqqan fii alttawraati waal-injiili waalqur-aani waman awfaa bi’ahdihi mina allaahi faistabsyiruu bibay’ikumu alladzii baaya’tum bihi wadzaalika huwa alfawzu al’azhiimu 112. alttaa-ibuuna al’aabiduuna alhaamiduuna alssaa-ihuuna alrraaki’uuna alssaajiduuna al-aamiruuna bialma’ruufi waalnnaahuuna ani almunkari waalhaafizhuuna lihuduudi allaahi wabasysyiri almu/miniina 113. maa kaana lilnnabiyyi waalladziina aamanuu an yastaghfiruu lilmusyrikiina walaw kaanuu ulii qurbaa min ba’di maa tabayyana lahum annahum ash-haabu aljahiimi 114. wamaa kaana istighfaaru ibraahiima li-abiihi illaa an maw’idatin wa’adahaa iyyaahu falammaa tabayyana lahu annahu aduwwun lillaahi tabarra-a minhu inna ibraahiima la-awwaahun haliimun 115. wamaa kaana allaahu liyudhilla qawman ba’da idz hadaahum hattaa yubayyina lahum maa yattaquuna inna allaaha bikulli syay-in aliimun 116. inna allaaha lahu mulku alssamaawaati waal-ardhi yuhyii wayumiitu wamaa lakum min duuni allaahi min waliyyin walaa nashiirin 117. laqad taaba allaahu alaa alnnabiyyi waalmuhaajiriina waal-anshaari alladziina ittaba’uuhu fii saa’ati al’usrati min ba’di maa kaada yaziighu quluubu fariiqin minhum tsumma taaba alayhim innahu bihim rauufun rahiimun 118. wa’alaa altstsalaatsati alladziina khullifuu hattaa idzaa daaqat alayhimu al-ardhu bimaa rahubat wadaaqat alayhim anfusuhum wazhannuu an laa malja-a mina allaahi illaa ilayhi tsumma taaba alayhim liyatuubuu inna allaaha huwa alttawwaabu alrrahiimu 119. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha wakuunuu ma’a alshshaadiqiina 120. maa kaana li-ahli almadiinati waman hawlahum mina al-a’raabi an yatakhallafuu an rasuuli allaahi walaa yarghabuu bi-anfusihim an nafsihi dzaalika bi-annahum laa yushiibuhum zhamaun walaa nashabun walaa makhmashatun fii sabiili allaahi walaa yathauuna mawthi-an yaghiizhu alkuffaara walaa yanaaluuna min aduwwin naylan illaa kutiba lahum bihi amalun shaalihun inna allaaha laa yudhii’u ajra almuhsiniina 121. walaa yunfiquuna nafaqatan shaghiiratan walaa kabiiratan walaa yaqtha’uuna waadiyan illaa kutiba lahum liyajziyahumu allaahu ahsana maa kaanuu ya’maluuna 122. wamaa kaana almu/minuuna liyanfiruu kaaffatan falawlaa nafara min kulli firqatin minhum thaa-ifatun liyatafaqqahuu fii alddiini waliyundziruu qawmahum idzaa raja’uu ilayhim la’allahum yahtsaruuna 123. yaa ayyuhaa alladziina aamanuu qaatiluu alladziina yaluunakum mina alkuffaari walyajiduu fiikum ghilzhatan wai’lamuu anna allaaha ma’a almuttaqiina 124. wa-idzaa maa unzilat suuratun faminhum man yaquulu ayyukum zaadat-hu haadzihi iimaanan fa-ammaa alladziina aamanuu fazaadat-hum iimaanan wahum yastabsyiruuna 125. wa-ammaa alladziina fii quluubihim maradhun fazaadat-hum rijsan ilaa rijsihim wamaatuu wahum kaafiruuna 126. awa laa yarawna annahum yuftanuuna fii kulli aamin marratan aw marratayni tsumma laa yatuubuuna walaa hum yadzdzakkaruuna 127. wa-idzaa maa unzilat suuratun nazhara ba’dhuhum ilaa ba’dhin hal yaraakum min ahadin tsumma insharafuu sharafa allaahu quluubahum bi-annahum qawmun laa yafqahuuna 128. laqad jaa-akum rasuulun min anfusikum aziizun alayhi maa anittum hariishun alaykum bialmu/miniina rauufun rahiimun 129. fa-in tawallaw faqul hasbiya allaahu laa ilaaha illaa huwa alayhi tawakkaltu wahuwa rabbu al’arsyi al’azhiimi .
  • rw4u50cady.pages.dev/246
  • rw4u50cady.pages.dev/120
  • rw4u50cady.pages.dev/199
  • rw4u50cady.pages.dev/448
  • rw4u50cady.pages.dev/204
  • rw4u50cady.pages.dev/106
  • rw4u50cady.pages.dev/79
  • rw4u50cady.pages.dev/339
  • 2 ayat terakhir surat at taubah latin