Ronggeng Dukuh Paruk juga menggabungkan berbagai jenis tarian tradisional Jawa, seperti tarian Jathilan, Reog Ponorogo, dan Barongan. Selain itu, tarian ini juga menggunakan berbagai alat musik tradisional, seperti kendang, gendang, dan tabuh. Penampilan Ronggeng Dukuh Paruk. Penampilan Ronggeng Dukuh Paruk dapat dibedakan menjadi dua bagian.Aminuddin membagi unsur ekstrinsik menjadi beberapa nilai, yaitu nilai agama, nilai moral, nilai sosial, dan nilai budaya. 1. Nilai Agama. Setiap cerita di dalam novel yang kita baca pasti mempunyai nilai-nilai yang bisa kita ambil. Salah satu nilai yang terkandung di dalam novel adalah nilai agama. Unsur Intrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk. 1. Tema Novel Ronggeng Dukuh Paruk. Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan besar perut, budaya, dan adat istiadat. Di mana novel Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan adapun aturan istiadat dan kebudayaan dari sebuah dukuh yang ada di Banyumas nan bernama Dukuh Paruk nan 7. Gaya Penceritaan Pengarang : Pengarang dalam menuliskan novel Ronggeng Dukuh Paruk menggunakan. bahasa Indonesia dan juga bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa. Penggunaan. bahasa daerah terlihat dari adanya penggunaan kata-kata seperti mbak yu, wong bagus, jenganten, wong ayu, dan masih banyak lagi. Tidak hanya dari.
Mereka menganggap suatu keberkahan apabila seorang suami Dukuh Paruk dapat tidur dan dilayani oleh Srintil. Tetapi karena orang Dukuh Paruk sadar bahwa Srintil seorang ronggeng yang bermartabat. Srintil tidak sama dengan ronggeng-ronggeng sebelumnya, yang menjadikan uang satu-satunya nilai tukar. Srintil hanya akan melayani laki-laki yang dia